Jeddah (ANTARA News) - Aksi-aksi kriminalitas yang menimpa jemaah haji Indonesia di Mekah dan Madinah mengakibatkan kerugian uang dan materi senilai Rp1,2 milyar, ungkap Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bidang Keamanan Abu Haris.

"Diduga kuat, aksi-aksi para penjahat itu dikendalikan oleh suatu jaringan," kata Abu Haris dalam Rakor Evaluasi penyelenggaraan kegiatan haji l430H yang dikoordinasikan oleh PPIH di Jeddah, Sabtu.

Dugaan Tim Keamanan PPIH diperkuat oleh fakta bahwa aksi-aksi kriminalitas
terhadap jemaah haji langsung mereda setelah beberapa tersangka pelakunya yang
berasal dari Indonesia tertangkap tangan saat sedang beraksi di kawasan Masjid
Nabawi, Madinah baru-baru ini.

Dalam kesempatan yang sama Kadaker PPIH Madinah H. Cepi Supriyatna mengatakan, para pelaku kejahatan yang melakukan aksinya di Madinah, khususnya di sekitar Masjid Nabawi, Madinah, berasal dari berbagai suku bangsa di Indonesia.

"Sasaran biasanya jemaah haji yang sama sukunya. Pelaku menyapa dalam bahasa
daerah yang sama, berpura-pura memberikan pertolongan kepada jemaah haji. Siapa
yang tidak senang dibantu saudara satu suku? padahal dia akan merampas tas," tutur
Cepi.

Mengingat tingginya angka tindak kejahatan tersebut, Abu mengusulkan agar dibentuk sektor khusus di dekat Masjid Nabawi, Madinah seperti yag sudah ada di dekat Masjidilharam.

Ia juga mengusulkan agar peringatan agar jemaah berhati-hati jika beribadah di Masjidilharam, Mekah dan Masjid Nabawi, Madinah disosialisasikan secara intensif sejak saat jemaah mengikuti manasik haji di tanah air.

Dirjen PHU juga menyetujui usul Abu Haris agar petugas keamanan PPIH ditambah
jumlahnya, namun demikian tentunya hal itu akan dikaji lebih lanjut karena menyangkut jumlah kuota petugas yang diperkenankan.

Pada bagian lain Abu mengungkapkan, pada tahun ini tercatat 4.532 jemaah haji yang tersesat, baik saat pulang ke pemondokan seusai beribadah di Masjidilharam atau Mesjid Nabawi.

"Ada yang tersesat jauh dari pondokan atau dari kedua mesjid itu, ada juga yang hanya kehilangan arah di dekat-dekat pondokan atau mesjid, " tuturnya.

Abu Haris menambahkan, mungkin perlu dipertimbangkan agar pada saat manasik haji di tanah air, calon jemaah diberikan tip-tip jika mereka tersesat, misalnya dengan bertanya pada orang-orang berseragam (petugas PPIH) yang biasanya ada dimana-mana di seputar tempat peribadatan.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009