Peringatan itu dilontarkan beberapa pihak dalam rapat evaluasi Debarkasi Hang Nadim Batam, Jumat. Antara lain oleh inspektorat Departemen Agama, PPIH Debarkasi Hang nadim Batam, dan pihak maskapai penerbangan domestik yang melayani transportasi daerah.
"Kenapa ini terus berulang, seharusnya bisa belajar dari kesalahan," kata inspektorat Departemen Agama Ashari.
Menurut dia, seharusnya, setelah terlambat, SAA memperbaiki diri dan tidak mengulangi kesalahan.
Di tempat yang sama Ketua Panitia Pelaksana Ibadah Haji Debarkasi Hang Nadim Batam Razali mengatakan akibat keterlambatan, panitia menjadi repot, karena jadwal yang disusun menjadi amburadul.
Jadwal kepulangan jamaah yang disusun panitia bersama maskapai penerbangan lokal pun berantakan, kata dia.
Ia mengatakan seharusnya SAA memberikan kompensasi keterlambatan yang menyebabkan jadwal penerbangan lokal terganggu kepada maskapai yang melayani transportasi daerah.
"Lion Air meminta kompensasi Rp140 juta untuk setiap jadwal penerbangan yang terganggu," kata dia.
Sementara itu, perwakilan SAA Andri Bermawi mengatakan akan menyampaikan keluhan itu kepada atasannya.
Di tempat terpisah, sekretaris PPIH Debarkasi hang Nadim Batam Erizal Abdullah mengatakan sejak awal kloter pertama hingga 20, kedatangan jamaah haji dari tanah suci, tidak pernah tepat waktu.
Bahkan, kedatangan jamaah haji sempat terlambat hingga 27 jam, kata dia.
"Paling cepat, mereka terlambat 10 menit. Datang pukul 10.10 WIB, dari waktu yang dijadwalkan pukul 10.00 WIB," kata Erizal.
PPIH, kata dia, berulangkali protes kepada SAA, dan meminta solusi agar kedatangan pesawat tepat waktu. Namun, pesawat tetap datang terlambat.
Menurut Erizal, akibat keterlambatan, jadwal pemulangan jamaah ke daerah ikut terganggu. Agenda penyambutan pun amburadul.
Akibat terlambat datang, seluruh jadwal kepulangan jamaah ke daerah asalikut tertunda. Padahal seluruh akomodasi jamaah sudah dipersiapkan PPIH.
"Iya, jadi repot, karena seluruh `connecting flight` terganggu," kata dia.
Debarkasi Haji Hang Nadim Batam melayani jamaah dari empat provinsi, Kepri, Riau, Jambi dan Kalimantan Barat yang terbagi dalam 22 kelompok terbang pada musim Haji 1430 H.
Dembarkasi Hang Nadim Batam juga melayani pesawat yang mengangkut calon haji dari embarkasi lain, untuk mengisi bahan bakar, sekaligus transit bagi pesawat jemaah daerah lain.
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009