"Almarhum datang pada Minggu (20/12) pukul 05:51 WIB di Bandara Juanda Surabaya dan tiba di Mojokerto pada sekitar pukul 12:00 WIB," kata Hj. Sofi, istri almarhum, kepada ANTARA News per telepon dari Surabaya, Selasa.
Setiba di rumah, katanya, almarhum langsung menerima tamu hingga pukul 23:00 WIB, kemudian almarhum yang memiliki penyakit jantung itu merasa capek.
"Saya sempat menganjurkan dia untuk minum air zamzam, namun tidak dihabiskan dan diberikan kepada saya, lalu saya berpamitan untuk istirahat lebih dulu," katanya.
Selang beberapa menit kemudian, almarhum menghampirinya. "Saat itu, saya sudah tertidur, kemudian terbangun karena kaget, namun saya justru melihatnya sedang sakaratul maut. Innalillahi wa inna ilahi rojiun," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Dokumen PPIH Debarkasi Surabaya, Hj. Hikmah Rahman, memiliki pengalaman dengan pria yang menjabat sebagai Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kota Mojokerto itu menjelang keberangkatan.
"Sejak awal mendekati keberangkatan, almarhum sebenarnya sudah memberi isyarat ketika sedang mengurus persyaratan pemberangkatan ke Tanah Suci," katanya.
Ia mengutip ucapan almarhum, "Ibu akan menyesal kalau tidak memberangkatkan saya."
"Ucapan itu ternyata isyarat bahwa itulah haji terakhir almarhum. Semoga, amalnya diterima oleh Allah Swt. dan dosanya diampuni," katanya.
Menanggapi kejadian itu, anggota Humas PPIH Debarkasi Surabaya H.N.Y. Shirotol Mustaqim mengimbau masyarakat untuk memberi kesempatan kepada jemaah haji yang baru datang untuk beristirahat memulihkan tenaga.
"Karena itu, jangan langsung melakukan ziarah haji, tapi tunggu sampai sekiranya mereka sudah cukup beristirahat untuk memulihkan kesehatannya," katanya.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009