Palembang (ANTARA News) - Sebanyak dua orang jemaah haji asal Bangka Belitung yang menunaikan rukun Islam kelima di tanah suci tahun 2009 ini meninggal dunia.
Sejak pemberangkatan menuju tanah suci hingga pemulangan tercatat ada dua orang jemaah yang meninggal dunia, kata Kepala Bidang Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggara Haji Kanwil Departemen Agama Provinsi Bangka Belitung, Drs H Andi M Darus di Palembang, Rabu.
Jemaah Bangka Belitung yang meninggal dunia itu yakni Jumaini Baharus Apen Binti Baharus (58) wafat di tanah suci dan telah dimakamkan di Madina, kata dia, dan menambahkan, serta seorang lagi bernama Suptan Salimin Ujang Johan Bin Salimin (80) meninggal dalam pesawat dalam perjalanana dari Arab Saudi menuju Palembang.
Lebih lanjut dia mengatakan, jemaah yang meninggal dalam pesawat tersebut telah dimakamkan di Pangkalpinang, Bangka Belitung di tempat pemakaman umum.
Sementara jemaah lainnya hingga sekarang dalam kondisi sehat yang diharapkan nantinya mereka dapat menjadi haji mabrur seperti yang diharapkan bersama, ujar dia pula.
Dalam kesempatan itu dia juga mengatakan, proses kedatangan jemaah Bangka Belitung menuju Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel) berjalan lancar dan tidak mengalami hambatan yang berarti.
Jemaah haji Bangka Belitung berjumlah 943 yang pemberangkatannnya dibagi dalam tiga kelompok terbang (kloter) yakni delapan, sembilan dan sepuluh yang pemulangannya dimulai pada Minggu 13 Desember 2009 , ujar dia pula.
Namun, lanjut dia lagi, ada dua orang jemaah asal Bangka Belitung pemulangannya bergabung dengan jemaah Sumsel yang diharapkan nantinya mereka tiba dengan selamat hingga ketempat tujuan.
Jemaah haji Bangka Belitung pemberangkatan dan pemulangannya masih melalui Bandara Internasional Palembang, Sumsel, karena provinsi tersebut belum memiliki embarkasi sendiri.
Sebelumnya Kepala Bidang Haji, Zakat dan Wakaf Kanwil Departemen Agama Sumsel, Drs H Udin Djuhan mengatakan, jemaah haji Bangka Belitung memang masih bergabung dengan daerah ini sejak dibukanya embarkasi beberapa tahun lalu.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009