Jakarta (ANTARA) - Saham Hong Kong turun terbesar dalam tujuh minggu pada Jumat, karena sentimen terbebani oleh kekhawatiran pengetatan kebijakan oleh Beijing dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di China daratan.

Indeks Hang Seng turun 1,8 persen menjadi 28.310,42, sedangkan Indeks China Enterprises turun 2,3 persen menjadi 10.415,58 poin, di tengah pelemahan yang lebih luas di Asia.

"Peningkatan kekhawatiran pengetatan dari China dikombinasikan dengan ketidakpastian yang lebih besar di sekitar dampak virus corona varian Delta mungkin telah mengarahkan kepercayaan turun tajam di antara investor Asia," tulis State Street Global Markets.

Investor juga khawatir tentang pertumbuhan yang lebih lambat di China. Morgan Stanley menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua China karena pelemahan makro berbasis luas yang terlihat pada April-Juni.

Data yang dirilis pada Rabu, menunjukkan pertumbuhan aktivitas pabrik China bulan Juni turun ke level terendah dalam empat bulan, sementara Indeks Manajer Pembelian (PMI) nonmanufaktur China juga turun selama bulan tersebut.

Indeks Hang Seng Tech, yang melacak beberapa perusahaan teknologi terbesar China seperti Tencent Holdings dan JD.com, merosot 3,2 persen.

China Evergrande Group tetap lemah, setelah pengembang properti paling berhutang di negara itu mengatakan penjualan properti terkontrak pada Juni turun 5,8 persen dari tahun sebelumnya.

"Pasar modal dalam dan luar negeri akan tetap bergejolak di tengah kondisi kredit yang ketat untuk pengembang dan sentimen investor yang lemah," Celine Yang, Wakil Presiden dan Analis Senior Moody, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat.


Baca juga: Saham Hong Kong ditutup jatuh, karena data China yang lemah
Baca juga: Saham Hong Kong merosot, tertekan pelemahan saham energi
Baca juga: Saham Hong Kong naik didorong teknologi dan material


Penerjemah: Biqwanto Situmorang
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021