Jeddah (ANTARA News) - Jadwal keberangkatan pesawat pengangkut jemaah haji yang mengalami keterlambatan akibat tingginya frekuensi penerbangan dari Bandara King Abdul Aziz (KAA) Jeddah kini berangsur normal, kata Kepala Dinas Urusan Haji Garuda Hady Syahrean.
"Paling tidak sudah empat pesawat Garuda terbang sesuai jadwal, " kata Hadi kepada wartawan di Jeddah, Rabu.
Empat kloter yang berangkat sesuai jadwal, katanya, adalah kloter 5 tujuan Banda Aceh yang berangkat Minggu pukul 21:00 waktu Jeddah, kloter 4 tujuan Balikpapan (Selasa 06:45), kloter 9 tujuan Jakarta (Selasa jam 7:45) dan kloter l9 ke Solo (Selasa jam 18:30).
Sebelumnya seluruh jadwal penerbangan angkutan haji Garuda mengalami keterlambatan antara tiga sampai empat jam akibat tingginya frekuensi penerbangan sehingga pesawat kesulitan mendapatkan areal parkir (parking slot), dan terjadi penumpukan penumpang (congestion) di sejumlah pintu masuk (gate) menuju ruang pemeriksaan dokumen, tiket dan barang-barang penumpang (check-in counter).
Sejak awal pemulangan jemaah haji pada 2 Desember, Garuda telah menerbangkan 69 kloter dengan jumlah penumpang sekitar 23.500 orang, selebihnya masih ada 231 kloter lagi dengan 91.000 penumpang yang akan diberangkatkan secara bergelombang sampai 31 Desember.
Dalam musim haji kali ini (1430 H) Garuda mendapat jatah menerbangkan 114.500 jemaah haji reguler (Biaya Perjalanan Ibadah Haji-BPIH, dulu ONH) dalam 300 kloter, selebihnya sekitar 88.000 jeamaah diterbangkan dengan pesawat Arab Saudian Airlines dalam 175 kloter.
Lebih baik
Lebih jauh Hady mengemukakan keterlambatan jadwal penerbangan yang terjadi tahun ini jauh lebih singkat dibandingkan dengan tahun lalu yang memakan waktu empat sampai lima jam.
Keterlambatan bisa ditekan karena otoritas Bandara KAA Jeddah telah mengurangi frekuensi penerbangan pada puncak musim haji dari 254 penerbangan sehari tahun lalu menjadi 114 penerbangan saja pada tahun ini.
Selain akibat masalah untuk mendapatkan areal parkir pesawat dan kepadatan penumpang yang antre menuju ruang pemeriksaan, keterlambatan juga terjadi saat pemeriksaan penumpang yang setiap kloter (sekitar 325 sampai 455 penumpang) memerlukan tambahan waktu sampai dua jam.
Sejauh ini Hady masih optimistis jadwal pemulangan jemaah haji Indonesia akan rampung seluruhnya sesuai jadwal semula, yakni selama sebulan, dengan kloter akhir pada 31 Desember, 2009.
"Mudah-mudahan tidak terjadi keterlambatan di atas dua atau tiga jam, karena jika itu terjadi akan menganggu jadwal rotasi penggunaan pesawat, " ujarnya.
Menurut catatan, beberapa kloter jemaah haji mengalami keterlambatan pemberangkatan sampai lebih dua puluh jam seperti dialami oleh kloter 4 dan 5 tujuan Batam dan kloter 10 tujuan Surabaya yang menggunakan Saudi Arabian Airlines.
Bahkan beberapa jemaah haji kloter 10 Surabaya yang kalap mengeroyok petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), padahal seharusnya mereka protes kepada maskapai penerbanagn Saudia Arabian Airlines yang mengangkut mereka.
Sementara itu Hady menampik penilaian bahwa ongkos pesawat yang dikenakan pada jemaah haji terlalu mahal.
Menurut dia, ongkos yang dikenakan dibagi ke alam empat zona wilayah, berkisar l.573 dolar AS per orang dari bandara embarkasi Banda Aceh yang termurah dan l.909 dolar AS untuk penumpang yang naik dari Bandara embarkasi Ujungpandang.
"Ongkos tiket kurang-lebih sama dengan yang dikenakan oleh maskapai penerbangan lain, " katanya.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009