Banjarmasin (ANTARA) - Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Dr Taufik Arbain, MSi mengatakan gerakan mahasiswa yang belakangan kembali turun ke jalan terkait beberapa isu jangan kontradiktif dengan penanggulangan pandemi.
"Tanpa mengurangi apresiasi dan hormat atas gerakan moral ini, mahasiswa harus juga mampu memberikan teladan dalam mengomunikasikan pesan-pesan moralnya tanpa kontradiktif dalam konteks penanganan COVID-19," ujar dia di Banjarmasin, Jumat.
Menurut Taufik, gerakan mahasiswa sebagai bagian dari turut serta mengapresiasi apa yang menjadi perhatian rakyat Indonesia dan bagian dari memberikan solidaritas antar gerakan mahasiswa di kawasan lain.
Namun demikian, pada masa pandemi saat ini perlu ada pola-pola gerakan y!ng tidak kontradiktif dengan pesan-pesan dalam rangka penanggulangan COVID-19 yang dilakukan pemerintah dan para mitra aktor bahkan seluruh masyarakat.
Baca juga: KPK nyatakan terbuka terhadap kritik dari elemen masyarakat
Baca juga: Pengamat apresiasi sikap bijak Presiden respons kritik mahasiswa
Diakui dia, pola-pola gerakan dengan cara unjuk kekuatan berupa pengerahan massa memang salah satu pilihan efektif dalam menarik perhatian publik. Tetapi, sebenarnya memungkinkan cara ini dikendalikan dengan pola tetap pada protokol kesehatan minimalis selama ada pembeda dengan memakai baju almamater, terlebih didesain dengan pesan-pesan gerakan yang esensial dan pelibatan media yang masif.
Untuk itu, tegas dia, unjuk kekuatan tidak sekadar dipahami sebagai sebuah gerakan moral, tetapi kondisi saat ini pun harus disertai dengan tanggung jawab moral terkait turut bersama menyelamatkan nyawa masyarakat.
"Tidak akan mengurangi niat dan catatan kebaikan jika gerakan mahasiswa itu bermasker. Atau tidak akan mendegradasikan maruah mahasiswa jika ada pihak lain memberikan perhatian untuk memakai masker dan meminimalkan kerumunan. Justru jadi teladan yang harus dikomunikasikan dengan masyarakat kita saat ini," papar Doktor Manajemen dan Kebijakan Publik jebolan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
Taufik mengutarakan pula agar dapat dipahami Indonesia bukan negara maju yang partisipatif atas aturan dominan karena kesadaran, tetapi negara berkembang yang masih menganut pengindahan dan taat aturan karena dorongan keteladanan.
Untuk itulah, mahasiswa dalam momentum gerakan aksi dan demo harus mengambil garda terdepan memberikan contoh sebagai sebuah inovasi gerakan yang berselimut tanggung jawab moral penyelamatan nyawa masyarakat di masa pandemi.
Diketahui pemerintah dan semua pihak terkait hari ini berjuang mengkonstruksi dan mengimplementasikan aspek-aspek pola perilaku publik, komunikasi publik, gerakan vaksinasi, langkah preventif pada kebijakan PPKM dan lainnya agar keterpaparan COVID-19 tidak meningkat.
Data menyebutkan kasus kematian di Indonesia terus meningkat akibat pandemi, termasuk di Kalimantan Selatan karena menyebarnya varian baru yang mencemaskan.*
Baca juga: Anggota DPR: Kritik mahasiswa jangan dibawa ke proses hukum
Baca juga: Presiden tanggapi kritikan mahasiswa yang ditujukan kepadanya
Pewarta: Firman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021