Jeddah (ANTARA News) - Sudah sekitar 39.500 atau sekitar 20,5 persen dari seluruhnya 192.000 jemaah haji reguler (Biaya Perjalanan Ibadah Haji, dulu ONH) yang kembali ke tanah air sejak pemberangkatan kloter pertama mulai Rabu (2/12) pekan lalu.

ANTARA News melaporkan dari Jeddah, Selasa, sampai hari ini tercatat telah diterbangkan 97 kloter dari Bandara King Abdul Aziz (KAA) Jeddah ke 11 bandara debarkasi Indonesia terdiri dari 60 kloter Garuda (termasuk pesawat yang disewa) dan 37 kloter Saudi Arabian Airlines.

Keterlambatan dari jadwal semula tidak bisa dihindari pada hampir semua
penerbangan akibat padatnya frekuensi penerbangan di Bandara KAA Jeddah pada pekan-pekan awal pemulangan jemaah haji saat ini.

Akibatnya terjadi penumpukan baik di areal parkir pesawat maupun gerbang masuk penumpang menuju ruang pemeriksaan administrasi (paspor, tiket) dan barang-barang penumpang (check-in area).

Petugas Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) bahkan sempat kehilangan jejak
terhadap 450 jemaah kloter 5 asal Batam yang mengalami keterlambatan dari jadwal
pemberangkatan semula yakni Minggu pukul 13:05 sampai waktu yang belum dipastikan.

Saat dicari di penginapan transito di Hotel Tayyar, Jeddah, mereka sudah tidak di
sana, padahal di Terminal Haji Bandara KAA mereka juga tidak dijumpai.

Ternyata pesawat milik Saudi Arabian Airlines dengan nomor penerbangan SV-5582
yang membawa mereka ke Bandara debarkasi Batam, tidak diterbangkan melalui Terminal Haji, melainkan dari Terimnal Internasional, Bandara KAA Jeddah.

Hal itu terjadi karena otoritas Bandara KAA mengalihkan penerbangan karena areal
parkir di Terminal Haji sudah penuh.

Daker Jeddah Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) menyayangkan hal itu karena pihak Saudi Airlines tidak menyampaikan informasi mengenai pengalihan pemberangkatan jemaah Kloter 5 Batam itu kepada mereka.

Pesawat yang mengangkut jemaah asal Batam itu akhirnya diberangkatkan setelah
mengalami keterlambatan sekitar 27 jam dari jadwal semula.

Keterlambatan jadwal keberangkatan pesawat juga sempat memicu keributan antara
jemaah Kloter 10 Surabaya dengan petugas PPIH, bahkan seorang petugas PPIH dikeroyok oleh sejumlah jemaah kloter tersebut yang sudah tidak sabar lagi menanti kedatangan pesawat yang akan membawa mereka kembali ke tanah air.

Sebenarnya kekesalan jemaah itu salah alamat, karena seharusnya mereka protes
kepada maskapai penerbangan Saudi Airlines yang akan menerbangkan mereka dengan pesawat bernomor penerbangan SV-5562.

Kelebihan barang tentengan atau bagasi masih mewarnai kepulangan jemaah haji
Indonesia.

Walaupun barang-barang bagasi jemaah haji Indonesia sudah ditimbang dan diseleksi
di pool pemeriksaan barang di Madinatul Hujaj, masih ada saja jemaah yang mencoba-coba mengangkut barang-barang bawaan melebihi volume atau jumlah tas yang diizinkan.

Setibanya mereka di Jeddah, barang bawaan mereka diseleksi lagi oleh petuigas Bandara, dan sebagian jemaah terpaksa gigit jari karena harus merelakan barang bawaan mereka ditinggal.

Barang-barang yang ditinggal karena kelebihan dari berat atau satuan yang diperkenankan antara lain pakaian ihram, boneka, karpet, sejadah,kurma dan air zam-
zam.

Petugas Garuda mengungkapkan, sampai hari ini tercatat sekitar 2,7 ton barang bagasi jemaah Indonesia yang tidak terangkut di pool pemeriksaan barang di Madinataul Hujaj. Barang-barag tersebut kabarnya akan dimusnahkan.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009