"Jumlah sebanyak itu berdasar data yang saat ini masuk daftar tunggu hingga tahun 2015," kata Kepala Seksi Urusan Haji Departemen Agama (Depag) Trenggalek, Agus Prayitno, Selasa.
Dikatakannya, jumlah itu masih akan terus bertambah. Optimisme itu menguat seiring terus "mengalirnya" pendaftar haji yang membayarkan uang pendaftaran ke BRI, BNI, serta Bank Jatim selaku pihak perbankan yang ditunjuk Depag, katanya.
Namun bagi para calon jemaah haji (calhaj) yang baru mendaftar pada tahun 2009, ia memastikan bahwa mereka belum bisa diberangkatkan ke Tanah Suci mengikuti ritual ibadah haji minimal hingga 2010 mendatang.
Kepastian itu tak lepas dari kenyataan bahwa kuota haji di Jatim hingga 2014 sudah dinyatakan penuh.
Sementara daftar tunggu yang saat ini masih bisa diisi adalah untuk kuota tahun 2015.
"Itupun harus `berlomba` dengan pendaftar haji di daerah-daerah lain di Jatim. Siapa yang duluan. Dia yang akan mendapat jatah pemberangkatan 2015, tapi jika kuota tahun itu nanti sudah penuh, maka pendaftar akan diikutkan pada periode haji berikutnya," kata Agus.
Meski bukan tergolong rendah untuk ukuran Jatim, minat kaum muslimin di Trenggalek untuk menunaikan ibadah haji cukup bagus.
Hal itu bisa dilihat dari jumlah calhaj dari "Kota Keripik Tempe" ini yang tiap tahunnya selalu ada di kisaran antara 200 hingga 400 orang.
Tahun 2010, misalnya jumlah calhaj yang terdaftar di Depag Trenggalek tercatat mencapai 397 orang.
Berikutnya secara berturut mulai tahun 2011 sebanyak 335 orang, 2012 sebanyak 239 orang, 2013 sebanyak 357 orang, 2014 sebanyak 387 orang, dan 2015 (hingga akhir Oktober) tercatat sebanyak 204 orang.
Jumlah sebanyak itu menurut keterangan Agus Suprayitno dihitung berdasar data nasabah ONH (Ongkos Naik Haji) biasa maupun ONH Plus di sejumlah bank yang ditunjuk Depag Trenggalek.
"Data ini sudah kami cocokkan dengan data calon haji yang melakukan registrasi pendaftaran di Kantor Depag Trenggalek usai membayar uang muka di bank," katanya. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009