“Ini sudah apotek ketiga yang saya datangi. Hasilnya sama, obatnya kosong...,"Jakarta (ANTARA) - Sejumlah warga mengaku kesulitan mendapatkan obat yang diperuntukkan bagi pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah.
“Ini sudah apotek ketiga yang saya datangi. Hasilnya sama, obatnya kosong,” ujar seorang warga, Rina Widyastuti, saat ditemui di Cikupa, Kabupaten Tangerang, Kamis.
Rina diminta dokter untuk menebus obat yang diresepkan dokter untuk anaknya. Obat-obatan yang kosong tersebut di antaranya obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi virus influenza seperti Oseltamivir maupun Isprinol.
Dia mengaku sudah berkeliling ke sejumlah apotek yang ada di wilayah tersebut, dan hasilnya pun tetap nihil.
“Ini enggak tahu lagi, harus mencari dimana lagi,” keluh dia.
Rina mengaku anaknya melakukan isolasi mandiri di rumah. Sejak dua hari yang lalu, anaknya merasa pusing, demam dan badan pegal-pegal.
Keluhan sama juga datang dari warga lainnya, Aslamiah, yang mengaku kesulitan mencari obat antivirus untuk suaminya. Ia sudah berkeliling ke sejumlah apotek namun hasilnya nihil.
“Begitu juga di marketplace juga susah ditemukan, kalaupun ada harganya gila-gilaan. Sebelumnya hanya ratusan ribu, sekarang jutaan untuk satu stripnya,” keluh Aslamiah yang mencari obat antivirus untuk suaminya yang terkonfirmasi positif COVID-19..
Aslamiah berharap pemerintah segera dapat mengatasi persoalan kelangkaan stok obat tersebut agar masyarakat tidak panik. Apalagi obat-obatan tersebut sangat dibutuhkan masyarakat saat ini.
Sejumlah apotek di Kabupaten Tangerang juga ramai dikunjungi pembeli. Kabupaten Tangerang merupakan salah satu daerah yang termasuk ke dalam zona merah di Banten.
Baca juga: Hidayat Nur Wahid bagikan paket bantuan isoman buat warga Tanah Abang
Baca juga: Warga isolasi mandiri dibantu paket logistik Ketua DPRD Kota Bogor
Baca juga: Wagub DKI: Penempelan stiker isolasi mandiri tidak timbulkan masalah
Baca juga: Riau pastikan pasien COVID-19 isolasi mandiri dapat obat gratis
Pewarta: Indriani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021