Jeddah (ANTARA News) - Sekitar 90.000 jemaah haji Indonesia dari 223 kloter, Selasa, secara bertahap mulai diberangkatkan dari Mekah ke Madinah seusai melakukan rangkaian ritual puncak haji di Padang Arafah, Mekah, dan Mina.
Mereka diberangkatkan secara bergelombang dari Mekah ke Madinah (sekitar 420 Km) dengan bus setelah ritual melontar jamrah di Mina (bersebelahan dengan Mekah) berakhir Senin sore. Melontar jamrah adalah ritual wajib haji, dan jamaah yang tidak melakukannya harus membayar denda berupa hewan kurban.
Yang berakhir pada Senin menjelang maghrib adalah ritual jamrah Nafar Tsani, yakni melontar 70 batu sejak l0 Zulhijah (Kamis 27/10), tujuh batu dilontarkan di jamrah Aqabah pada hari pertama, kemudian sisanya masing-masing tujuh batu di ketiga jamrah (Ula, Wusta, dan Aqabah) selama tiga hari setelah itu.
Sementara proses melontar jamrah Nafar Awal sudah rampung sehari sebelumnya karena hanya melontar 49 batu yakni tujuh batu dilontarkan pada hari pertama (Aqabah) dan sisanya di ketiga jamrah pada dua hari berikutnya.
Di Madinah jemaah akan melakukan ibadah Arbain (shalat 40 waktu di Mesjid Nabawi) dan berziarah ke tempat-tempat bersejarah di seputar Madinah seperti Masjid Kiblatain, Mesjid Qubah yang dibangun Nabi Muhammad, dan lokasi Perang Uhud saat Nabi yang memimpin pasukannya menang total melawan kaum Qurais.
Masjid Nabawi yang dibangun Nabi Muhammad pada Rabiulawal 1 Hjiriah (667M), setelah hijrah dari Mekah ke Madinah, saat ini sudah direnovasi dan diperluas beberapa kali sehingga lantai dasarnya yang seluas 98.000 meter persegi dan lantai dua seluas 67.000 meter persegi mampu menampung satu juta jamaah.
Masjid Nabawi menjadi tempat tinggal dan kemudian makam Nabi Muhammad SAW dan disebelahnya terdapat TPU Baqi, lokasi pemakaman seluruh isteri Nabi Muhammad, kecuali Siti Khadidjah dan makam Sayidina Abubakar, Umar bin Khatab, Usman bin Affan dan Ali Abdul Thalib serta sahabat-sahabat Rasul lainnya.
Dilengkapi dengan payung-payung raksasa yang pada batangnya mengalir udara sejuk dari alat pendingin, jamaah yang memadati mesjid ini akan merasa nyaman walaupun di bawah teriknya sinar matahari.
Sekitar satu juta dari tiga juta jamaah dari berbagai penjuru dunia melakukan ritual Arbain atau berkunjung ke Madinah, baik sebelum melakukan ritual puncak haji di Padang Arafah, atau serampungnya ritual tersebut.
Sedangkan dari sekitar 192.000 jemaah haji reguler Indonesia yang terdiri atas 475 kloter, sekitar 101.000 jamaah gelombang pertama yang terdiri atas 250 kloter, sudah berkumpul di Madinah terlebih dulu sebelum menunaikan ritual puncak haji di Mekah, Padang Arafah, dan Mina.
Sementara itu Direktur Urusan Kesehatan Madinah Dr Khalid Abdul Aziz mengemukakan bahwa pihaknya siap memberikan layanan bagi jamaah haji dengan menyiapkan fasilitas layanan kesehatan, baik permanen maupun yang dioperasikan selama musim haji di jalan-jalan masuk dan keluar kota dan di kawasan Mesjid Nabawi.
Fokus utama layanan haji yang diberikan, ujarnya, adalah layanan pencegahan dan penyembuhan yang ditangani pusat-pusat layanan kesehatan haji di kawasan Mesjid Nabawi, lingkungan pemondokan, dan di pos pemeriksaan keluar-masuk kota Madinah.
Ada lebih 10 pusat kesehatan selama musim haji di sekitar Masjid Nabawi yang dibuka selama 16 jam sehari. (*)
Editor: Imansyah
Copyright © ANTARA 2009