Jakarta,(ANTARA News) - Bagi setiap umat Muslim, di mana pun iaberdomisili, sangat mendambakan bisa menunaikan haji karena ibadahtersebut merupakan suatu kewajiban penting sepanjang hayat masih dikandung badan.

Menunaikan ibadah haji menjadi salah satubarometer ketaqwaan seorang umat Muslim, apakah kaya atau miskin, darimana pun ia berasal, berapa saja usianya, apakah ia berkulit hitam ataupun putih. Berhaji wajib dilaksanakan sepanjang persyaratannya sudahterpenuhi.

Persyaratan calon haji memang selain harus sehatfisik, mental dan mampu secara finansial juga harus memiliki tekad kuatuntuk menunaikan rukun Islam tersebut.

Setiap umat Islam memangpunya kewajiban yang dikenal sebagai rukun Islam, yaitu: mengucapsyahadat, mendirikan shalat, berpuasa pada bulan Ramadhan, membayarzakat dan berhaji.

Dengan melaksanakan rukun-rukun tersebut, seseorang dapat disebut sempurna keislamannya.

Kendatihal tersebut kadang mengundang pertanyaan terkait dengan kualitas hajidan penghayatannya, tetapi yang jelas, sudah melaksanakan semua rukunIslam tersebut dapatlah disebut sempurna keislaman seseorang.

Namununtuk mengukur sempurna dan tidaknya keislaman seseorang, hanya Allahsemata yang tahu. Demikian pula dalam melaksanakan ibadah haji.

Hajiadalah ibadah yang relatif tidak begitu mudah dilaksanakan. Untukmelaksanakannya calon haji harus berbadan sehat, dan harus mempunyaiperbekalan cukup, selain bagi pelaku, juga bagi keluarga yangditinggalkannya.

Harus dipenuhinya persyaratan fisik sertakemampuan finansial terkait ibadah haji yang harus dilakukan dilapangan terbuka, di bawah cuaca yang sangat terik sekaligus dinginsecara ekstrim, di tempat yang jauh dari tempat tinggal serta dalamwaktu lama.

Calon haji sebaiknya juga punya bekal pengetahuanyang memadai, khususnya tentang manasik haji atau tata cara melakukanibadah haji.

Lantaran persyaratan yang relatif berat tersebut,tak setiap orang sanggup melaksanakannya dengan sempurna. Tetapi, tetapsaja semua umat Muslim menginginkan melaksanakan ibadah tersebut.

Lantas,yang banyak dipertanyakan orang awam dewasa ini, mengapa Allahmemerintahkan umatnya melakukan ibadah haji yang cukup berat tadi?

Hajipada pokoknya adalah perjalanan mengubah diri menuju kepada Allah. Hajiadalah sebuah contoh pertunjukan penciptaan Adam, perjuangan Ibrahimmelawan godaan setan dan menegakkan ajaran Allah, serta rangkaiancobaan yang dialami Siti Hajar menghadapi kerasnya kehidupan.

Semua peristiwa itulah yang harus dihayati dan diingat oleh umat Islam melalui ibadah haji.

Begitupentingnya semangat ibadah haji, sehingga ibadah ini hukumnya wajib dantermasuk salah satu rukun Islam. Kewajiban menjalankan ajaran Ibrahimini diserukan kepada seluruh umat manusia, terlebih kepada umat Islam.

Beberapatahun terakhir, biasanya menjelang prosesi puncak haji yang ditandaidengan wukuf di Arafah, khotib Masjidil Haram memanfaatkankesempatannya untuk menyampaikan pesan penting dalam beribadah haji.

Intipesan itu menyangkut komitmen mengesakan Allah (tauhid) dan komitmensosial kemanusiaan (tolong-menolong). Termasuk menjaga kemurnian tauhiddan ketulusan niat ibadah haji.

Dengan cara itulah, maka tujuan ibadah haji yang mengorbankan harta dan tenaga yang besar, yakni haji mabrur bisa diraih.

Ketikaumat Islam menunaikan ibadah haji, mereka juga harus berpakaian ihrom,yakni dua helai kain tak berjahit bagi laki-laki dan pakaian yangmenutupi aurat bagi wanita menjadi simbol persamaan manusia di hadapanAllah. Tak ada kesombongan dan keangkuhan lagi.

Pada saat ituAllah menunjukkan kepada umatnya bahwa tidak ada perbedaan antara yangkaya dan miskin, pemimpin dan rakyat, yang hitam dan putih, orang Arabdan non-Arab, kecuali takwa kepada Allah.

Manusia harus selalumembersihkan diri dari syirik kepada Allah dengan menjaga kemurniantauhid hanya kepada Allah sekaligus saling membantu dan tidak menyakitisesama.

Kini, sekitar tiga juta umat Islam, termasuk dariIndonesia tengah memadati Padang Arafah, sekitar 25 km dari Makkah.Mereka melakukan wukuf yaitu berdiam sejenak di salah satu wilayah yangberdekatan dengan Jabal Rahmah.

Wukuf di Arafah merupakansalah satu rukun haji yang harus dilaksanakan umat Islam. Hal inisesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW: al-Hajju Arafat (haji adalahArafah).

Karenanya, mereka yang menunaikan rukun Islam kelimameski dalam keadaan sakit diberangkatkan ke Arafah. Petugas kesehatanmembawa mereka yang sakit dalam safari wukuf.

Momentum yang amatpenting dalam rangka pelaksanaan ibadah haji ini juga mengingatkanseluruh umat Muslim saat Nabi Muhammad SAW menyampaikan pesan-pesankepada umat Islam pada haji terakhir atau haji wada`.

Begitu penting pesan-pesan Nabi, hingga Nabi Muhammad SAW meminta kepada yang hadir untuk menyampaikan kepada yang tidak hadir.

"Wahaisekalian manusia. Dengarkan kata-kataku ini dan perhatikan! SetiapMuslim adalah saudara bagi Muslim yang lain, dan kaum Muslim semuabersaudara. Seseorang tidak dibenarkan mengambil sesuatu darisaudaranya, kecuali jika dengan senang hati diberikan kepadanya.Janganlah kamu menganiaya diri sendiri."

Melalui pesannya itu,Nabi mengingatkan kepada umatnya untuk saling memelihara persaudaraan,karena melalui persaudaraan insani ini, akan bertambah rasa cintamanusia satu sama lain.

Dalam Islam, rasa cinta demikian takhanya terhenti di situ saja. Seluruh manusia dari segenap penjuru duniadiminta untuk berkumpul di satu irama yang sama, tanpa adanyadiskriminasi.

Dan, tempat berkumpul terbaik untuk itu ialah ditempat memancarnya cinta ini, yakni di Baitullah. Ka`bah, tempat umatIslam menghadap ketika shalat.(*)

Pewarta: Oleh Edy Supriatna Sjafe`i
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009