Padang Arafah (ANTARA News) - Lembah Padang Arafah, kawasan seluas 3,5 x 3,5 Km yang baru saja dijejali sekitar tiga juta umat Islam sedunia untuk melakukan ritual wukuf kembali sunyi setelah sejak Kamis, menjelang magrib mereka mulai bergeser ke Muzdalifah.
ANTARA melaporkan dari Padang Arafah, Kamis pukul 20.30 waktu setempat (Jumat 00.30 WIB), yang tersisa hanya tenda-tenda kosong berwarna putih setelah jutaan jemaah haji secara bergelombang menggunakan bus menuju Muzdalifah yang berjarak lima kilometer.
Jalannya ritual wukuf secara umum cukup lancar, tidak ada insiden atau musibah yang terjadi.
Wukuf yang merupakan acara puncak prosesi ibadah haji, bermakna perenungan saat umat manusia dalam formasi antre berada di Hari Penantian (Padang Mahsyar), menanti dihisab (ditimbang amal kebajikan dan dosanya.
Jemaah yang tinggal di kemah-kemah basah, sebagian menggunakan sisa-sisa karton atau lembaran plastik untuk alas matras dan karpet yang basah karena tenda-tenda mereka bocor setelah kawasan itu diguyur hujan beberapa jam sehari sebelumnya tampak ikhlas menunaikan ibadah tersebut.
Menurut beberapa anggota tim haji, turunnya hujan apalagi hujan deras dalam waktu yang cukup lama yakni sekitar lima jam sebelum wukuf merupakan peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Yang penting ibadah kami lancar," kata Ny. Sutini asal Klaten ketika diminta komentarnya menegnai tenda-tenda yang bocor dan lembab serta padamnya lampu listrik di tendanya.
Selain sebagian kecil jemaah dan petugas haji yang masih menunggu keberangkatan terakhir bus-bus menuju Muzdalifah, pekerja kebersihan setempat yang kebanyakan berasal dari Bangladesh atau Mesir mulai membersihkan sisa-sisa sampah di tenda-tenda tersebut.
Setelah berhenti sejenak di Muzdalifah untuk melakukan mabit (memungut batu kerikil untuk melontar jamrah), jemaah akan bergerak lagi ke Mina (sekitar 7 Km) untuk melontar jamrah, dimulai dengan jamrah Aqaba pada Jumat (10 Zulhijah, diteruskan melempar jamrah dari ketiga jamarat (jembatan untuk melempar jamrah) yakni Ula, Wustha dan Aqabah.
Bagi yang melakukan Nafar awal, batu yang dilontarkan sebanyak 49 buah yakni tujuh batu pada hari pertama di Aqabah dilanjutkan dengan dua hari setelah itu, melontar 42 batu di jamrah Ula, Wusta dan Aqabah (7x3x2).
Sedangkan bagi yang mengikuti Nafar Sani, melontar 70 batu yakni melontar tujuh batu di jamrah Aqabah pada hari pertama, dilanjutkan dengan melontar 63 batu diketiga jamrah pada tiga hari berturut-turut (7x3x3). (*)
Editor: Luki Satrio
Copyright © ANTARA 2009