Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 33.839 jemaah haji asal Jawa Timur siap melaksanakan wukuf (berdiam diri untuk berdoa dan berintrospeksi) di Padang Arafah pada Kamis (26/11).
"Informasi lewat SMS dari para petugas kami di Tanah Suci melaporkan jemaah haji Jatim sudah siap melaksanakan wukuf," kata Kepala Kanwil Depag Jatim H. Imam Haromain Asy`ari kepada ANTARA News di Surabaya, Rabu.
Setelah membuka rapat kerja tentang manajemen pengelolaan zakat yang dilaksanakan Badan Amil Zakat (BAZ) Jatim, ia mengatakan para jemaah haji Jatim itu dijadwalkan bergeser ke Arafah pada Rabu (24/11) sore WIB atau Rabu (24/11) siang WAS.
"Karena itu, mari kita doakan mereka akan lancar dan sempurna dalam menjalankan wukuf, karena wukuf di Padang Arafah merupakan inti dari ibadah haji. Jika tidak wukuf, maka hajinya tidak sah," katanya.
Didampingi Kabid Haji, Zakat, dan Wakaf (Hazawa) Kanwil Depag Jatim H. Najiyullah MSi, ia mengatakan jemaah haji Jatim yang meninggal dunia di Tanah Suci hingga 24 November atau beberapa saat menjelang wukuf tercatat 16 orang.
"Mereka umumnya meninggal dunia karena usia yang memang sudah tua, bahkan ada yang berusia 80 tahun. Usia termuda dari jemaah haji Jatim yang meninggal dunia adalah 42 akibat gangguan sistem sirkulasi," katanya.
Sementara itu, Kabid Haji, Zakat, dan Wakaf (Hazawa) Kanwil Depag Jatim H. Najiyullah MSi, menambahkan jemaah haji dari Embarkasi Surabaya yang meninggal dunia tercatat 23 orang yakni 16 orang asal Jatim dan tujuh orang asal NTB.
Ke-16 jemaah haji Jatim yang meninggal dunia adalah Warsito bin Darjan (66 tahun) dari Bojonegoro (kloter 08), Julaikah binti H. Umar (59) dari Jombang (kloter 52), dan Zulaikhah binti Madelan (61) dari Lamongan (kloter 01).
Selanjutnya, Kasdeg bin Monadi (72) dari Lamongan (kloter 02), Mochamad Sai bin Mistalap (69) dari Lumajang (kloter 18), Kartono Sarip Hasan bin Sarep (56) dari Malang (kloter 17), dan Katini binti Tamat (43) dari Malang (kloter 17).
Berikutnya, Basirun bin Diposemito (80) dari Nganjuk (kloter 32), H. Muhammad Rifai bin Sariadi (57) dari Pasuruan (kloter 11), Nur Sajid bin Djanuri (53) dari Pasuruan (kloter 23), Ahlan bin Astro Jaelani(76) dari Probolinggo (kloter 25), dan Sis Ma`sum bin Deri (59) dari Probolinggo (kloter 25).
Selain itu, Djamilah binti H. Abd. Bari (66) dari Probolinggo (kloter 25), Muntiani binti Sampun (56) dari Sidoarjo (kloter 54), Sa`diyah binti Rastam (64) dari Sidoarjo (kloter 60), Solechah binti Mat Raji(76) dari Surabaya (kloter 39), Djaelani bin Barnawi (69) dari Surabaya (kloter 56). (*)
Editor: Luki Satrio
Copyright © ANTARA 2009