Direktur Utama RRI Parni Hadi mengemukakan hal itu kepada wartawan di Jeddah, Selasa, seusai menjalin kesepakatan mengenai program siaran bersama antara RRI dan SAR dengan Asisten Deputi Menteri Kebudayaan dan Informasi Arab Saudi (MCI), Dr. Riyadh K. Najm dan Asisten Deputi MCI Urusan Penyiaran, Ibrahim Al-Sagob.
Dalam kerjasama tahap awal itu, khusus untuk liputan haji 1430H, RRI mendapatkan dua slot siaran di SAR selama sepuluh menit , masing-masing pada pagi hari antara Pukul 6.00 sampai 7.00 dan siang hari antara pukul 14.00 dan l5:00, kemudian siaran ulang pada malam hari.
Program tersebut berlangsung selama tiga pekan sejak hari ini, khususnya untuk mengudarakan acara puncak haji yakni Wukuf di Padang Arafah, Kamis (26/11 atau 9 Zulhijah) dilanjutkan dengan melontar jumrah di Mina, mulai dari 10 sampai 13 Zulhijah (27 sampai 30 November.
RRI, ujar Parni Hadi, dapat memanfaatkan slot siaran tersebut mengenai seputar pelaksanaan ibadah haji, kejadian atau info penting yang perlu diketahui jemaah, fatwa pemerintah atau khotbah wukuf.
"Saya akan minta departemen agama melalui menterinya untuk ikut mengisi program siaran ini, " ujarnya seraya menambahkan, melalui program siaran tersebut, RRI akan dapat menyampaikan berita seputar penyelenggaran haji sesuai dengan visi dan misi pemerintah dan bangsa.
Pihak SAR dalam pertemuan itu juga menyepakati pembiayaan bagi reporter RRI untuk magang di SAR selama tiga pekan.
Ke depan, sambungnya, hal yang sangat memungkinkan untuk mengembangkan kerjasama yang lebih luas antara media cetak dan elektronika visual khususnya TVRI dengan media setempat.
Wartawan yang tergabung dalam Media Centre Haji (MCH) binaan departemen agama, menurut Parni, seharusnya juga bisa menerbitkan tabloid harian berbahasa Indonesia,
kalau mungkin diselipkan bahasa daerah tertentu, berisi informasi atau kejadian dan peristiwa seputar kegiatan ibadah haji dan jemaah.
Tabloid harian berbahasa Indonesia bernama "Melayu" diterbitkan di Mekah oleh pemerintah setempat memuat kegiatan dan persiapan pemerintah Arab Saudi serta penyuluhan mengenai penyelenggaraan ibadah haji.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009