"Kita targetkan 300 orang per hari ini, tapi tidak semua datang, hanya seratusan. Mereka yang divaksin teman-teman difabel, keluarganya dan pengiat inklusif. Tapi ada juga dari pekerja swasta, guru ikut divaksin," ujar Direktur Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (PerDIK) Sulawesi Selatan Abdul Rahman di Makasar, Kamis.
Sedangkan jumlah vaksin yang disiapkan Dinas Kesehatan, sebut dia, sebanyak 300 dosis. Hanya saja, dari dosis tersebut tidak semua anggota difabel mendapatkan vaksinasi, karena sebagian masih takut dan terpengaruh hoaks akan dampak usai menerima vaksin.
Baca juga: 70 persen warga zona merah ditargetkan sudah divaksinasi pada Agustus
Pihaknya pun telah berupaya melakukan sosialisasi secara masif kepada anggota baik melalui manual atau pemberitahuan melalui telepon, maupun secara daring hingga penyebaran informasi di media sosial, tetapi tidak semua bisa diakomodir.
"Vaksinasi hanya hari ini. Padahal, kami sudah memaksimalkan sosialisasi, tapi sebagian masih ketakutan karena terdoktrin hoaks, disitulah masalahnya. Kalau jumlah difabel di Makassar, dari data KPU Makassar, ada 3.000-an," sebutnya.
Baca juga: Penerima vaksin COVID-19 dosis pertama capai 30,18 juta orang
Mengenai kriteria difabel yang bisa mendapatkan vaksin COVID-19, kata pria disapa akrab Gusdur itu, bisa dari luar Makassar, baik itu penyandang disabilitas, keluarganya maupun penggiat inklusi. Sebab, vaksin yang disediakan gratis dari pemerintah daerah.
"Paling tidak hari ini ada beberapa perwakilan datang untuk divaksin agar membantu menyosialisasikan ke kawan-kawan difabel lain agar mau divaksin baik di gerai vaksin atau puskemas terdekat. Tujuannya, untuk peningkatan imun, harapan kita bisa mengajak lebih banyak lagi," tutur Gusdur.
Untuk vaksin dosis kedua, tambah dia, sudah dijadwalkan pada 29 Juli 2021. Lokasi vaksinasi lanjutan itu, akan diinformasikan melalui grup dan media sosial dan bisa dimana saja.
Baca juga: DKI mengacu data Disdik dalam pelaksanaan vaksinasi usia 12-17 tahun
Pihaknya pun tidak membuka pendaftaran lagi karena data sudah diambil Dinas Kesehatan lalu dimasukkan ke sistem Kementerian Kesehatan yang sudah terkoneksi.
Salah seorang penyandang difabel netra, Daeng Malik, usai divaksin menuturkan, dirinya senang bisa mendapatkan vaksin gratis. Selain bisa meningkatkan imun tubuh, juga mengantisipasi serangan virus yang tidak kasat mata itu.
"Saya kira ini (vaksin) untuk bagaimana COVID-19 bisa kita cegah sedini mungkin. Adanya vaksin ini kita tidak was-was lagi ketika habis beraktivitas di luar rumah, pulang ke rumah berinteraksi dengan anggota keluarga. Kita pun jadi lebih tenang, walaupun tetap ada potensi penularan," kata Malik didampingi istrinya.
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021