Bandarlampung (ANTARA News) - Tim medis jemaah calon haji (JCH) Provinsi Lampung pada masing-masing kloter terus mengintensifkan pengecekan kesehatan para jemaah, berkoordinasi dengan ketua kelompok terbang (kloter), ketua rombongan (karom) dan ketua regu (karu).
Anggota Tim Pemantau Penyelengaraan Haji Daerah (TPPHD) Provinsi Lampung, Mustaan Basran, menginforamasikan dari Makkah, Arab Saudi, Minggu, tim kesehatan kloter mulai aktif mengecek kesehatan rutin para jemaah pada hari ketiga di Tanah Suci Mekkah, Minggu (15/11).
"Tim kesehatan memulai akktif mengecek kesehatan rutin para jemaah hari ketiga setibanya di Tanah Suci Makkah," kata Aan, demikian panggilan akrab Mustaan yang juga wartawan Harian Umum Lampung Post itu.
Kloter 18 merupakan kloter pertama jemaah haji Lampung 2009, beranggotakan 450 jemaah ditambah lima orang peugas menjadi 455 orang dipimpin Ketua Kloter H Aceng Juanda dari Kandepag Kota Bandarlampung.
Rombongan kloter ini sebelumnya tiba di Arab Saudi melalui Madinah, dan lebih dahulu menunaikan ibadah salat Arbain di Masjid Nabawi selama delapan hari, sebelum tiba di Makkah pada Jumat (11/11).
Menurut Mustaan, Tim Kesehatan Kloter 18 yang diawaki dr Lusi Darmayanti, dr Nurfathonah dan tiga paramedis masing-masing Juwita, Abdul Azis dan Dedi Rahardi terus mengecek kondisi kesehatan para jemaah, mulai dari tensi darah dan perawatan rutin di maktab 51 Hafaer.
Ketua Tim Kesehatan Kloter 18, dr Lusi, mengatakan, kondisi jemaah harus tetap fit, baik untuk menjalankan ibadah rutin selama di Makkah, dan menghadapi wukuf di Arafah, Mabit (bermalam) di Muzdalifah dan melontar jumroh di Mina (Armina).
Meurut dia, hingga kini tidak ada jemaah calon haji Lampung Kloter 18 yang sakit atau terganggu kesehatannya yang sampai dirujuk ke rumah sakit setempat, karena umumnya masih bisa ditangani oleh tim kesehatan kloter.
Sementara itu, Ketua Kloter 18, H Aceng Juanda, mengatakan, seluruh jemaahnya sudah menyelesaikan umroh wajib setibanya di Mamkah tiga hari yang lalu.
Namun demikian, bagi yang tertunda karena berhalangan dan karena satu dan lain hal, petugas membantu para jemaah itu untuk tawaf (keliling Kabah) dan Sai (berjalan/lari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwa) susulan untuk umroh wajib.
Aceng Juanda menjelaskan, anggota kloter 18 Lampung tinggal di pemondokan (Maktab) 51 Hafaer, hanya sekitar 800 hingga 1.000 meter dari Masjidil Haram. Mereka menempati pemondokan nomor rumah 903 hingga 905.
Meski relatif dekat, sejumlah jemaah anggota kloter 18 mengaku lumayan berat, karena untuk berangkat menuju Masjidil Haram jalannya menanjak dan sebaliknya jika kembali jalannya menurun.
"Jaraknya memang cukup dekat, hanya sekitar 700 sampai 800 meter, tapi kalau berangkat jalannya nanjak. Cukup lumayan capek khususnya bagi jemaah wanita, usia lanjut, atau kesehatannya kurang baik," ujar jemaah asal Telukbetung Utara Kota Bandarlampung, Khaironi (41).
Lain halnya dengan tiga jemaah asal Sukarame, Kota Bandarlampung, Sueb dan Salman beserta istrinya yang berangkat paling akhir masuk kloter 30 mendapat pemondokan yang cukup jauh dari Masjidil Haram, yaitu sekitar delapan kilometer.
"Pemondokan kami sekitar delapan kilometer dari Masjidil Haram, dan untuk pulang pergi dari dan ke Masjidil Haram harus naik bis. Tapi Alhamdulillah kami bertiga sejauh ini bisa melaksanakan ibadah dengan baik," kata Sueb.
Jumlah JCH Lampung tahun 2009 yang berangkat menuju Tanah Suci mencapai 6.116 dari kuota 6.282 orang, karena sebanyak 166 calon jemaah antaranya batal berangkat karena sakit, meninggal dunia, dan karena alasan lain.
Mereka terdiri atas jemaah asal Kota Bandarlampung sebanyak 1.944 orang, Kabupaten Lampung Selatan 498, Lampung Utara 429, Lampung Tengah 803, Lampung Barat 303, Tanggamus 613 orang, Tulang Bawang 396, Way Kanan 130, Kota Metro 494, dan Lampung Timur 506 orang.(*)
Editor: Imansyah
Copyright © ANTARA 2009