"Hingga Jumat (13/11) tercatat 37 calhaj Indonesia meninggal dunia di Tanah Suci dan tujuh calhaj di antaranya dari Embarkasi Surabaya," kata anggota Humas PPIH Embarkasi Surabaya H. Sugianto di Surabaya, Jumat.
Tujuh calhaj dari Embarkasi Surabaya yang meninggal dunia di Tanah Suci adalah Sis Ma`sum Bin M. Maulana Adnan (59) dari kloter 25 asal Probolinggo, dan Ahlan Bin Astro Jaelani (76) dari kloter 25 asal Probolinggo.
Selain itu, Maemunah Binti Andi (60) dari kloter 59 asal NTB, Warsito Bin Darjan (66) dari kloter 08 asal Bojonegoro, Djamilah Binti H. Abd. Bari (66) dari kloter 25 asal Probolinggo, Mochamad Sai Bin Mistalap (70) dari Lumajang, dan Kartono Bin Sarep (57) dari kloter 17 asal Malang.
"Usia mereka rata-rata di atas 50 tahun dan kebanyakan penyebab kematian karena sakit, hanya satu calhaj Indonesia yang meninggal dunia karena kecelakaan yakni calhaj dari Sulsel," katanya.
Tentang sakit yang diderita calhaj, dokter jaga Bagian Kesehatan Poliklinik Asrama Haji Embarkasi Surabaya, dr. Teguh M, mengatakan mayoritas atau 80 persen serangan jantung, sedangkan sisanya karena sakit paru-paru, stroke, infeksi pernapasan dan seorang calhaj mengalami gagal ginjal.
"Usia di atas 50 tahun memang rentan terkena serangan jantung, apalagi yang bersangkutan memiliki riwayat hipertensi dan diabetes, maka rentan sekali terhadap serangan jantung," katanya.
Ia menyarankan calhaj yang mempunyai riwayat sakit hipertensi dan diabetes itu tidak boleh terlalu capek, kelelahan, dan ditambah lagi stres, karena hal itu akan dapat memunculkan serangan jantung secara mendadak.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009