Nilai transaksi sektor ekonomi digital ditargetkan tumbuh 8 kali lipat, dari Rp632 triliun menjadi Rp4.531 triliun pada tahun 2030...

Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo berharap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia terus berkontribusi dalam melahirkan digitalpreneur dan mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam negeri.

Menurut dia, kontribusi sektor ekonomi digital baru menyumbangkan sekitar 4 persen dari total produk domestik bruto (PDB) dan Presiden Joko Widodo menargetkan bisa ditingkatkan menjadi 18 persen pada 2030.

"Nilai transaksi sektor ekonomi digital ditargetkan tumbuh 8 kali lipat, dari Rp632 triliun menjadi Rp4.531 triliun pada tahun 2030. Mewujudkannya perlu dukungan Kadin Indonesia, khususnya dalam melahirkan lebih banyak digitalpreneur," kata Bambang Soesatyo atau Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Bamsoet: PPHN panduan arah dan strategi pembangunan nasional

Hal itu dikatakan Bamsoet seusai menghadiri pembukaan Musyawarah Nasional VIII KADIN Indonesia, di pelataran Masjid Al-Alam, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (30/6).

Dia menilai Kadin juga bisa berperan dalam membantu pemerintah mengembangkan potensi UMKM antara lain dengan mendorong agar menembus pasar ekspor, hingga menghubungkan UMKM dengan ekosistem ekonomi digital.

Hal itu menurut dia agar UMKM mampu beradaptasi dan terhubung dengan ekosistem digital baru sekitar 13 persen.

Bamsoet mengatakan pengembangan UMKM sangat penting, karena hampir 96 persen pelaku usaha di Indonesia bergerak di sektor tersebut.

"Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah UMKM mencapai 64,19 juta unit, menyerap 97 persen dari total tenaga kerja, berkontribusi terhadap 60 persen PDB," ujarnya.

Baca juga: Kominfo dorong BUMDes dan koperasi masuk platform digital

Ketua Umum Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia (Ardindo) itu mengatakan Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 bisa mencapai 4,3 persen.

Sementara itu menurut dia, Bank Dunia (WB) memprediksi 4,4 persen, Bank Pembangunan Asia (ADB) 4,5 persen, dan Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan (OECD) 4,9 persen.

"Untuk mewujudkannya, Kadin Indonesia bisa memanfaatkan kehadiran Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang telah disepakati negara-negara ASEAN termasuk Indonesia bersama lima negara besar yaitu Australia, Selandia Baru, China, Jepang, dan Korea Selatan," katanya.

Menurut dia, perjanjian RCEP diinisiasi oleh Indonesia, dipimpin oleh Indonesia, dan ditandatangani atas restu Indonesia. Karena itu dia menilai, keuntungan yang diperoleh antara lain bisa meningkatkan ekspor Indonesia ke negara-negara peserta RCEP hingga 8-11 persen, serta menarik investasi hingga 18-22 persen.

"Melalui RCEP, Indonesia bisa meningkatkan kesejahteraan sebesar 1,516 juta dolar AS, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,26 persen. Kadin Indonesia bisa memaksimalkannya melalui berbagai sektor strategis seperti pertanian, pertambangan, produk kayu, kertas, dan plastik," ujarnya.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021