Jeddah (ANTARA News) - Tim Kesehatan Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPIH) bekerja sama dengan dokter kelompok terbang masing-masing jemaah calon haji, akan memeriksa ulang kesehatan para jemaah calon haji yang akan melakukan "wukuf" di Padang Arafah, pada 9 Zulhijah (26 November).
"Kita minta seluruh dokter kloter melaporkan pasiennya yang tidak bisa ikut safari ke Arafah," kata Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (IPPIH) dr Barita Sitompul di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPIH) Mekah, Selasa waktu setempat.
Hitungan "wukuf" di Padang Arafah dimulai saat matahari mulai tergelincir dari pukul 12:00 siang pada 9 Zulhijah, mabit di Muzdalifah dan kemudian keesokan harinya (10 Zulhijah) jemaah melontar "Jumrah Aqaba" di Mina dan tiga hari berturut-turut setelah itu (disebut hari Tasyrik) jemaah melempar jumrah "Wusta", "Ula" dan "Aqabah".
"Wukuf" adalah salah satu prosesi haji yang berarti introspeksi atau mengheningkan diri, sedangkan "mabit" berarti berhenti sejenak di Muzdalifah untuk mengumpulkan batu, sementara melempar "jumrah" adalah prosesi untuk mengingatkan saat Nabi Ibrahim digoda setan supaya tidak mematuhi perintah Allah menyembelih anaknya, Ismail.
BPIH lanjut dr Barita, tidak memilki fasilitas kesehatan di Padang Arafah, sehingga untuk mengantisipasi jika ada jemaah yang harus dirujuk di rumah sakit, pihaknya bekerja sama dengan rumah-rumah sakit Arab Saudi yang ada di Arafah maupun Mekkah.
Pemeriksaan kesehatan terhadap jemaah calon haji akan diulang lagi pada hari ketiga menjelang wukuf, guna memastikan apakah calhaj yang sedang dirawat bisa mengikuti prosesi wukuf dan melempar jumrah.
"Menjelang hari `H`, kadang-kadang ada pasien yang sembuh, tetapi ada juga pasien baru," tuturnya.
Dr Barita sekali lagi mengingatkan lagi pada calon haji untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya, menjaga kesehatan dengan banyak minum, makan teratur dan melakukan olah raga ringan.
Dari sekitar 123.000 calhaj yang sudah berada di Arab Saudi saat ini, tercatat 150-an calhaj yang berobat jalan di klinik BPIH Jeddah, Mekkah atau Madinah, beberapa dirujuk di rumah-rumah sakit di Jeddah, Madinah dan Mekah dan 24 orang wafat, 18 orang di antaranya akibat penyakit berkaitan dengan fungsi jantung. (*)
Editor: Imansyah
Copyright © ANTARA 2009