Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, penanganan masalah haji memerlukan pengelolaan atau manajemen yang luar biasa karena jumlah jemaah hati Indonesia yang sangat besar.

"Kita mengetahui bahwa jumlah saudara kita kaum Muslimin di seluruh tanah air yang ingin menunaikan ibadah haji besar... maka negara, pemerintah, kita semua harus senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik untuk mereka," kata Presiden di Jakarta, Senin.

Saat memimpin rapat permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh jamaah haji baik di dalam negeri maupun di Arab Saudi, Presiden menyatakan, seiring pembangunan dan perubahan di Arab Saudi sering kali dibarengi perubahan kebijakan dan peraturan sehingga memerlukan penyesuaian bagi Indonesia.

"Contoh yang khas adalah dengan pengembangan kota Mekah tentunya berakibat terhadap pemondokan, transportasi dan sebagainya," ujarnya seraya mengatakan bahwa permasalahan yang dihadapi sepintas tidak besar namun cukup kompleks.

Sejumlah permasalahan yang dihadapi, kata Presiden, antara lain masalah pemondokan, pelayanan makan, transportasi, pelayanan kesehatan, dan embarkasi-debarkasi yang ada di tanah air.

Terkait upaya pemerintah meningkatkan layanan kepada para jamaah haji, Presiden kemudian mencontohkan ketika pemerintah membentuk tim independen tiga tahun lalu untuk menyelesaikan permasalahan katering di Arab Saudi.

"Akhirnya kita ketemukan sejumlah persoalan. Persoalan itu berkaitan dengan manajemen kita, tapi sebagian juga yang berlaku di tanah suci itu sendiri," ujarnya.

Akan tetapi, kata Presiden, ketika masalah katering diselesaikan muncul masalah lain, terutama terkait perubahan tata kota yang berpengaruh pada pemondokan dan transportasi.

Rapat terbatas itu diikuti oleh antara lain Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan Menteri Perhubungan Freddy Numberi.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009