Kulon Progo (ANTARA) - Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Nyi Ageng Serang Sentolo di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, ditutup sementara karena ketersediaan oksigen bagi pasien, khususnya terkonfirmasi COVID-19 menipis.
Penutupan Instalasi Gawat Darurat RSUD Nyi Ageng Serang (NAS) dari Rabu, 14.00 WIB hingga Kamis (1/7) pada 12.00 WIB.
Direktur RSUD Nyi Ageng Serang Hunik Rimawati di Kulon Progo, Rabu, mengatakan sejak empat hari terakhir, ketersediaan oksigen di RSUD Nyi Ageng Serang sangat terbatas.
"Stok oksigen di RSUD Nyi Ageng Serang menipis. Kami memperkirakan ketersediaan oksigen hanya bisa mencukupi hingga sore tadi. Sementara itu, di RSUD Nyi Ageng Serang masih ada 24 pasien terkonfirmasi COVID-19 yang dirawat, dan kami hari ini merujuk dua pasien terkonfirmasi COVID-19 yang membutuhkan oksigen banyak," ujarnya.
Baca juga: Zona kuning RT di Kulon Progo alami peningkatan hingga menjadi 676 RT
Baca juga: Separuh karyawan Puskesmas Pengasih II Kulon Progo terpapar COVID-19
Dengan ketersediaan oksigen yang ada di rumah sakit, tidak memungkinkan bagi rumah sakit itu menerima pasien di IGD. "Sehingga kami tutup sementara IGD," kata Hunik.
Ia mengatakan saat ini, pihaknya masih menunggu kiriman oksigen dari distributor. Berdasarkan informasi, RSUD Nyi Ageng Serang akan kembali mendapat pasokan oksigen lagi sebanyak 20 - 25 tabung yang dijadwalkan tiba malam ini. Saat ini, pihaknya menata ketersediaan oksigen yang masih ada supaya cukup untuk mencukupi kebutuhan 24 pasien COVID-19 yang masih dirawat ini.
"Kami menutup sementara ini dengan berat hati. Selama empat hari terakhir ini, kami meminjam stok oksigen ke puskesmas dan RSUD Wates, karena kami sangat tergantung pada pasokan oksigen dari Yogyakarta," katanya.
Selain itu, Hunik mengakui saat ini, RSUD Nyi Ageng Serang juga kekurangan tenaga medis, karena sebanyak 17 tenaga kesehatan, tiga diantaranya bidan terpapar COVID-19. Pelayanan medis di RSUD Nyi Ageng Serang dibagi dalam tiga sif, namun dengan adanya 17 tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19, pihaknya kesulitan mengatur SDM di rumah sakit.
"Pelayanan pasien di IGD sempat ramai sekali, karena ada empat terkonfirmasi COVID-19, dan semua bangsal penuh. Kami mencari tenaga kesehatan yang tidak memiliki komorbit untuk ditempatkan dalam penanganan pasien COVID-19," katanya.
Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati mengatakan hari ini, ada penambahan 205 pasien terkonfirmasi COVID-19 yang baru, sehingga total selama pandemi menjadi 8.579 kasus. Adapun rinciannya, 172 kasus isolasi rumah sakit, 2.152 isolasi mandiri, 5.570 selesai isolasi, 537 sembuh, dan 148 meninggal dunia.
Kemudian, perkembangan kriteria zonasi, yakni 3.722 zona hijau, 717 zona kuning, 38 zona oranye, dan satu zona merah.
"Kami berharap masyarakat mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Untuk sementara itu, protokol kesehatan dinilai paling ampuh terhindari dari COVID-19," katanya.*
Baca juga: Pasien terkonfirmasi COVID-19 di Kulon Progo pecahkan rekor 295 kasus
Baca juga: Kulon Progo tetap buka objek wisata meski penambahan COVID-19 tinggi
Pewarta: Sutarmi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021