Padang (ANTARA News) - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Padang, membantah adanya calon jemaah haji (calhaj) asal Sumatera Barat yang sampai di Tanah Suci kemudian terkena gangguan kejiwaan, tapi kalau hanya stres mungkin saja terjadi.
Kepala Bidang Pembimbingan Calhaj dan Petugas PPIH Embarkasi Padang, Burhanuddin Khatib, di Padang, Kamis menyatakan, kalau ada calhaj yang stres setelah sampai di Jeddah maka hal itu merupakan hal wajar karena suasana yang dialami jauh berbeda dengan di tanah air .
Burhanuddin Khatib menjelaskan, calhaj baru sampai di Bandara King Abul Aziz Jeddah sudah harus dihadapkan pada suasana yang luas biasa, apalagi yang berangkat pada kelompok terbang (kloter) tiga hingga akhir.
Hal itu disampaikannya menanggapi ada calon haji asal Sumbar yang sempat stres berat dan gangguan kejiwaan ketika baru sampai di Jeddah.
Calhaj yang telah sampai di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah akan dihadapkan kepada proses yang panjang, karena banyak yang berdatangan dari berbagai negara.
Bahkan, katanya menceritakan pengalamannya , calhaj bisa berdiri hingga tiga jam menunggu antrian untuk pemeriksaan dokumen, apalagi keberangkatan yang urutan kloter tiga hingga akhir gelombang pertama.
Justru itu, kesiapan mental dan fisik calhaj sangat menentukan , karena baru sampai disana (Jeddah) bisa muncul berbagai masalah , karena tak hanya masalah padatnya calon haji tetapi juga cuaca akan ikut mempengaruhi.
PPIH Embarkasi Padang membantah adanya adanya calhaj asal Kabupaten Padang Pariaman yang mengalami gangguan kejiwaan.
"Kami tak ada mendapat laporan calon haji asal Sumbar yang sudah di Tanah Suci terkena gangguan kejiwaan. Kalau ada yang stres hal wajar karena perubahan suasana," kata Burhanuddin.
Menyinggung adanya seorang calon haji berinisial DMA (71) asal Desa Lubuk Gung, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu yang diduga dokter gangguan kejiwaan maka hal itu dibenarkan PPIH Padang.
"Kita sudah minta informasi dari Kabid Haji Depag Bengkulu, bahwa benar DMA mengalami gangguan kejiwaan dan kini dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia di Makkah," katanya.
DMA yang tergabung dalam kloter VI Embarkasi Padang, saat masuk pemondokan di Embarkasi Padang sudah terlihat ada gejala stres.
"DMA sempat sebelum berangkat mengumpulkan barangnya karena ingin kembali ke kampungnya dan tak mau berangkat. Tapi, setelah diberi pengertian panitia lokal daerah setempat, akhirnya tetap berangkat," katanya.
Burhanuddin menilai, nampaknya DMA belum siap untuk menunaikan pelaksanaan ibadah haji, tapi mungkin karena dorongan anak-anaknya sehingga tetap berangkat.
"Kita berharap DMA kembali sembuh sehingga bisa kembali melaksanakan tahapan haji dan kembali ke Tanah Air," katanya.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan PPIH Embarkasi Padang, Rahmat Subekti mengatakan, tenaga paramedis yang melayani calhaj di Asrama Haji Padang hanya menangani kondisi fisik.
Meskipun demikian, tambahnya hasil pemeriksaan petugas medis di Asrama Haji Padang, tak terlihat riwayat gejala gangguan kejiwaan calhaj.
"Makanya calhaj sebelum berangkat kondisi fisik semestinya harus fit dan sesampainya disana supaya harus tetap menjaga kondisi kesehatan. Dominan riwayat penyakit Calhaj Embarkasi Padang dari kloter I-VII hipertensi dan jantung," katanya.(*)
Editor: Imansyah
Copyright © ANTARA 2009