Jakarta (ANTARA) - Anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di masa pandemi COVID-19 telah terealisasi Rp237,54 triliun per 25 Juni 2021 dari total yang dianggarkan sebesar Rp699,43 triliun atau terserap 34 persen.
Staf Ahli Menteri Keuangan (Menkeu) Bidang Pengeluaran Negara Kunta Wibawa Dasa Nugraha dalam Forum Merdeka Barat 9 secara daring dipantau di Jakarta, Rabu, mengatakan realisasi anggaran PEN tersebut terbagi dalam lima klaster yaitu kesehatan, perlindungan sosial, dukungan UMKM dan koperasi, program prioritas, serta insentif usaha.
Kunta menyebut untuk klaster kesehatan realisasinya sudah mencapai Rp45,4 triliun atau 26,3 persen; klaster perlindugnan sosial realisasinya sebesar Rp65,36 triliun atau 44 perse; dukungan UMKM dan koperasi Rp50,93 atau 26,3 persen; klaster program prioritas Rp39,79 triliun atau 31,1 persen; dan klaster insentif usaha Rp36 triliun atau 63,5 persen.
Baca juga: BPK identifikasi 6 masalah pelaksanaan program penanganan COVID-19
Dia mengatakan realisasi program PEN akan dikebut lagi pada semester kedua 2021 untuk bisa merealisasikan total anggaran sebesar Rp699,43 triliun. Kunta menekankan pemerintah tetap akan memfokuskan penyerapan dana PEN pada lima klaster yang telah ditetapkan.
Menurut Kunta, anggaran dana PEN yang dikucurkan oleh pemerintah mulai menunjukan pemulihan ekonomi jika dilihat dari berbagai indikator ekonomi makro yang ada. "Kalau kita lihat dari sisi makro, dari seluruh pergerakan indikator makro menunjukan pemulihan, trennya pulih, baik dari sisi konsumsi maupun dari sisi produksi," katanya.
Kunta menerangkan bahwa meningkatnya berbagai indikator seperti indeks keyakinan masyarakat, aktivitas masyarakat, termasuk indeks penjualan ritel menunjukan adanya pemulihan ekonomi.
Baca juga: Core minta pemerintah percepat pelaksanaan PEN untuk topang masyarakat
Dia menyebut meningkatnya konsumsi listrik, konsumsi semen, ekspor impor, dan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur mengarah pada pertumbuhan ekonomi yang kembali ke level positif setelah sempat tiga kuartal berturut-turut berada negatif. Namun Kunta mengatakan pemerintah masih tetap waspada lantaran pandemi COVID-19 yang belum berakhir di Indonesia.
"Semua dalam arti bahwa ekonomi kita trennya menunjukan pemulihan, meskipun kita harus tetap waspada, waspada pandemi masih ada," kata Kunta.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021