Kepala BKP Kementan Agung Hendriadi dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan pengembangan produk pangan lokal menjadi strategi dalam menghadapi gempuran berbagai produk pangan yang banyak beredar di pasaran saat ini.
Penguatan UMKM pangan lokal ini, menurutnya, dapat menjadi daya ungkit industri pangan lokal yang 99 persen dikelola UMKM.
“Pendampingan perlu dilakukan baik dari sisi perbaikan produksi/pengolahan pangan, peningkatan kualitas produk dan branding hingga pemasaran produk UMKM,” ujarnya.
Ia mengharapkan pelatihan tersebut mampu memberikan dampak peningkatan kapasitas bagi 150 pelaku UMKM pangan lokal dari 34 provinsi dan dinas pangan daerah mengawal dan mendampingi mereka sehingga bisa meningkatkan kualitas usaha mereka.
Baca juga: BPOM berdayakan UMKM pangan olahan
“Kami juga berharap lembaga konsultan Mark Plus mampu memperkuat upaya kami dalam penguatan kapasitas pelaku UMKM pangan lokal dan dapat menyampaikan gambaran secara utuh dan sistematik dari kondisi masing-masing UMKM, sebagai bahan pertimbangan menyusun kebijakan ke depan,” ungkapnya.
Sementara itu Ardhi Ridwansyah dari Lembaga Pelatihan Markplus Institute menyampaikan hasil riset yang pernah dilakukan bahwa ada 25,9 persen pelaku UMKM mengalami krisis yang lebih berat dibandingkan krisis yang terjadi sebelum masa pandemi saat ini.
Dia menyebut bahwa 63 persen pelaku UMKM menyatakan optimis bisnisnya akan lebih baik dari sebelumnya setelah krisis.
“Dua riset ini sebagai pengantar bahwa pelatihan hari ini lebih dari sekadar bicara tentang strategi berjuang mengembangkan bisnis, bukan hanya membangun ketahanan bisnis. Atau dalam konteks bapak ibu membangun ketahanan pangan,” kata Ardhi.
Ardhi meyakinkan hal yang pertama kali harus dibicarakan adalah ketahanan mental para pelaku UMKM sebagai pengusaha.
Baca juga: BI dorong transformasi digital UMKM pangan dukung PEN
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021