Pemain kesebelasan Spanyol Alvaro Morata (kanan) mencetak gol dalam babak perpanjangan waktu melawan Kroasia di laga 16 besar Piala Eropa di Zagreb, Kroasia, Senin (28/6/2021). Spanyol menyingkirkan Kroasia dengan skor 5-3 usai perpanjangan waktu setelah kedua tim bermain imbang 3-3 di waktu normal. ANTARA FOTO/Pool via REUTERS/Friedemann Vogel/foc.


Hujan delapan gol di Kopenhagen

Siapa sangka laga Kroasia vs Spanyol yang dibuka dengan gol bunuh diri kiper Unai Simon akan berujung menjadi hujan delapan gol di Kopenhagen.

Spanyol yang seolah mengirit tabungan gol mereka di babak penyisihan grup melesakkan tiga gol untuk berbalik memimpin, hanya untuk dipaksa memainkan babak tambahan karena kelengahan di menit-menit akhir.

Pada akhirnya Alvaro Morata menjawab keraguan, kritik bahkan ancaman kekerasan yang diterimanya dengan mencetak gol di babak tambahan sebelum Mikel Oyarzabal mengunci kemenangan Spanyol 5-3.

Baca juga: Alvaro Morata akhirnya bungkam semua kritik

Tambahan lima gol di Kopenhagen membuat Spanyol kini sukses menyarangkan 11 gol ke gawang lawan-lawannya, tim besutan Luis Enrique yang sempat diguyur kritik mandul malah jadi tim paling produktif jelang perempat final melawan Swiss.


Ekspektasi tinggi Prancis dimanfaatkan Swiss

Prancis memasuki turnamen dengan ekspektasi tinggi berstatus juara dunia serta kehadiran bintang muda buruan klub elit Kylian Mbappe, tapi justru Swiss yang berhasil memanfaatkan beban di pundak sang lawan demi menciptakan kejutan terbesar turnamen ini.

Baca juga: Juara dunia Prancis tumbang di tangan Swiss lewat adu penalti

Dwigol Karim Benzema dan sebuah gol cantik Paul Pogba sepertinya akan membawa Prancis meraih kemenangan nyaman, tapi Swiss memberi pukulan lewat gol kedua Haris Seferovic serta gol dramatis Mario Gavranovic tepat di pengujung waktu normal.

Selepas kedudukan 3-3 tak berubah hingga 2x15 menit babak tambahan rampung, sembilan algojo kedua tim sukses menyarangkan bola ke gawang secara bergantian.

Hingga tiba akhirnya giliran Mbappe, yang namanya sempat dibanding-bandingkan dengan Pele, tapi tendangan penaltinya begitu mudah dibaca dan dimentahkan kiper Yann Sommer yang bersorak bersama rekan-rekannya serta pendukung Swiss menorehkan sejarah untuk pertama kalinya melangkah ke perempat final Euro.

Baca juga: Kylian Mbappe minta maaf gagal dalam adu penalti

Selanjutnya penebusan dosa Southgate

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021