De Ligt gagal menjawab kritik
Matthijs de Ligt jadi sasaran kritik legenda Belanda, Marco van Basten, setelah penampilannya melawan Austria dinilai tak mampu membayar berbagai euforia di sekitar bek jebolan Ajax yang kini berseragam Juventus itu.
Boleh jadi De Ligt tidak menjadikan kritik itu beban baginya, tapi kartu merah yang diterimanya saat Belanda menghadapi Ceko di 16 besar tidak bisa dibantah adalah momen pembeda bagi kedua tim.
Setelah De Ligt meninggalkan lapangan, 10 pemain Belanda kewalahan menghadapi Ceko yang menang berkat gol-gol Tomas Holes dan Patrik Schick.
Baca juga: Ceko singkirkan 10 pemain Belanda menuju perempat final
Sekali lagi, Ceko menjadi kerikil di dalam sepatu Belanda yang membuat mereka kesulitan melangkah dan buntutnya Frank de Boer menanggalkan kursi pelatih kepala Tim Oranye.
Hazard bersaudara copot mahkota Portugal
Penampilan Hazard bersaudara, Eden dan Thorgan, adalah sorotan utama ketika Belgia mampu mengalahkan Portugal sekaligus mencopot mahkota juara bertahan dari tim besutan Fernando Santos itu.
Eden sang kakak main begitu ngotot hingga meringis dibekap cedera pada menit-menit akhir, sedangkan Thorgan si adik melepaskan tembakan menukik gemilang untuk membawa Belgia menang dalam laga 16 besar di Sevilla.
Baca juga: Thorgan Hazard yakin kakaknya pulih untuk bela Belgia hadapi Italia
Nyaris satu dekade lamanya Belgia disebut-sebut punya generasi emas, tapi status itu tak kunjung membuahkan trofi kecuali dan prestasi peringkat satu dunia tidak menyumbangkan piala apapun di lemari trofi Pasukan Setan Merah.
Belgia sejauh ini sudah bisa meredam kejutan dari Denmark di fase penyisihan grup dan menumbangkan tim yang dianggap sama kuat dalam diri Portugal, saatnya Roberto Martinez melanjutkan langkah maju generasi emas ini saat bertemu Italia.
Baca juga: Belgia pastikan Portugal gagal pertahankan gelar juara Piala Eropa
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021