Wartawan ANTARA News dari Samarinda, Minggu, melaporkan, selain penumpang arus balik KM. Queen Soya, juga mengangkut sekitar 443 orang yang bertolak ke Parepare menggunakan KM. Teratai Prima II.
"Hari ini (Minggu) merupakan puncak arus balik penumpang dari Parepare, Sehingga aktifitas Pelabuhan Samarinda akan kembali normal pekan depan," kata koordinator lapangan M. Yamin.
Keterlambatan kedatangan KM. Queen Soya dari jadwal sebelumnya yang direncanakan tiba pada Sabtu, 18 September 2010 lanjut M. Yamin, disebabkan membludaknya penumpang di Pelabuhan Parepare.
"Sebenarnya, KM.Queen Soya dijadwalkan akan tiba di Pelabuhan Samarinda kemarin (Sabtu), namun kemungkinan akibat membludaknya penumpang akhirnya baru tiba hari ini," ujarnya.
Menurut dia, selama arus mudik berlangsung kata dia, sebanyak 3. 800 orang tiba di Pelabuhan Samarinda dengan menggunakan dua kapal yakni. KM. Queen Soya.
Selain itu, KM Teratai Prima Dua yang berangkat ke Parepare mengangkut penumpang sebanyak 2. 907 orang.
"Jumlah penumpang arus mudik mulai H-1-H-7 mencapai 4.000 orang sementara yang tiba di Pelabuhan Samarinda dari Parepare hanya sekitar 2.000-3.000 orang," katanya.
Penumpang arus balik hingga H+7 ini yang datang mencapai 3.800 orang. Jadi, kemungkinan arus balik masih akan terus berlangsung pekan depan, tapi tidak sepadat hari ini.
Salah seorang penumpang KM. Queen Soya, Dedi mengaku baru hari ini kembali karena ingin menghabiskan masa liburan anaknya di kampung halamannya.
"Kami sengaja baru pulang hari ini, karena anak-anak baru sekolah besok (Senin). Kami mudik dua hari sebelum Idul Fitri sebab baru dapat kapal," kata warga Sangatta, Kabupaten Kutai Timur itu.
Penumpang lainnya, Murni mengatakan, terpaksa baru pulang mudik hari ini karena KM. Queen Soya baru berlayar pada Sabtu, 18 September 2010.
"Saya sudah siap kembali pada Rabu lalu, namun katanya KM. Queen Soya ditunda hingga Jumat baru berangkat. Tapi ternyata baru berangkat kemarin (Sabtu)," katanya.
Kapal baru berangkat dari Parepare ke Samarinda Rabu, tetapi karena ukurannya kecil sehingga terpaksa menunggu kapal lain yang berlayar, kata pemudik asal Kota Bontang itu.
(A053/S019)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010