"Ada peningkatan sekitar 10-15 persen jumlah perjalanan wisata khususnya di Yogyakarta selama libur lebaran ini," kata Ketua ASITA (Association of Indonesia Tour & Travel Agents) DIY Edwin Ismedi Himna di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, pada hari-hari biasa biro perjalanan wisata di Yogyakarta umumnya menangani rata-rata 100 wisatawan per pekan yang membeli paket wisata Yogyakarta dan sekitarnya.
Selama libur lebaran, banyak biro perjalanan wisata menerima order perjalanan wisata dari 110-115 wisatawan. "Bahkan ada yang sampai 150 wisatawan dari biasanya paling hanya 100 orang per pekan," kata Edwin.
Ia menambahkan, sebagian besar turis yang ditangani adalah wisatawan domestik dan ada sebagian lain ekspatriat. Paket wisata yang ditawarkan berupa perjalanan wisata belanja di Malioboro, wisata budaya di Keraton Yogyakarta, wisata alam di Kaliurang, hingga wisata religi di Candi Prambanan-Borobudur.
Tidak hanya biro perjalanan wisata, hotel dan restoran juga mengalami kenaikan permintaan sampai 20-30 persen. Untuk hotel dari informasi yang diterima, okupansinya sampai 80 persen, katanya.
Meski mengalami "kebanjiran" order, pelaku usaha pariwisata tetap mengeluhkan tingginya peak season rate untuk tarif tiket pesawat terbang.
"Kami berharap pemerintah menetapkan regulasi yang jelas agar kenaikan harga tiket pesawat dapat lebih terkontrol. Jangan sampai 300 persen seperti saat ini," katanya.
Ia mencontohkan, selama libur lebaran harga tiket pesawat Jakarta-Yogyakarta mencapai Rp900.000-Rp1.200.000, padahal normalnya Rp300.000.
"Kalau kenaikan tarif hotel dan restoran masih bisa ditoleransi, tapi kalau tiket pesawat sudah tidak terkontrol," katanya.
(H016/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010