Gilimanuk (ANTARA News) - Arus balik penumpang dari Jawa ke Bali melalui penyeberangan Ketapang-Gilimanuk pada Rabu dini hari hingga pagi diwarnai antrean kapal yang cukup panjang dan memerlukan waktu lama di perairan Selat Bali.
Wartawan ANTARA melaporkan, bus-bus angkutan lebaran dan kendaraan pribadi, termasuk sepeda motor dari berbagai kota dan daerah di Jawa, tak perlu lama-lama menunggu di Pelabuhan Penyeberangan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi.
Begitu kendaraan umum dan mobil pribadi dari berbagai kota yang didominasi bus malam asal Malang dan Surabaya itu memasuki areal parkir Pelabuhan Penyeberangan Ketapang, dalam hitungan puluhan menit sudah bisa langsung masuk ke kapal feri.
Namun setelah kapal berlayar selama sekitar 15 menit menuju Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk, harus menunggu lebih dari satu jam untuk mendapat kesempatan sandar dan menurunkan kendaraan beserta penumpangnya.
"Lama waktu menyeberangi Selat Bali ini biasanya hanya sekitar 20 menit. Ini sudah lebih dari satu jam kapalnya hanya diam atau berputar-putar. Ada apa ya ?" tanya awak Bus Gunung Harta yang membawa penumpang kelas eksekutif asal Tulungagung, Blitar dan Malang dengan tarif Rp200 ribu hingga Rp235 ribu per orang.
Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Jakarta yang mengangkut tiga Bus Gunung Harta bersama puluhan mobil dengan ratusan penumpang itu, setelah melakukan olah gerak lebih dari satu jam, kemudian mendapat kesempatan sandar di Dermaga MB II Pelabuhan Feri Gilimanuk.
Menurut beberapa petugas di Dermaga MB II Gilimanuk, kapal-kapal yang datang dari Pelabuhan Ketapang pada dini hari hingga pagi itu terpaksa harus antri lebih lama dari biasanya, akibat banyaknya kapal yang dilayani.
Jika pada hari biasa sebelumnya di dua titik lintasan penyeberangan itu disiagakan 23 unit kapal, selama masa mudik-balik Idul Fitri 1431 Hijriyah ini ditambah menjadi 27 kapal. (ANT/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010