Saat ditemui dalam perjalanan pulang menuju ke Jakarta, di sekitar Masjid Kertasemaya Indramayu, Selasa, supir bajaj yang berasal dari Cirebon, Karangampel dan Juntinyuat ini sengaja memilih hari Selasa ini untuk melakukan perjalanan arus balik ke Jakarta.
Diungkapkan Udin warga Cikalahang Cirebon, yang mengadu nasib di Jakarta sejak tahun 1991 ini, memang sudah kerasan menjadi supir Bajaj di Ibu Kota.
"Saya sudah kerasan jadi supir bajaj, hingga saat ini sudah hampir 20 tahun mengadu nasib di Ibu kota," terang Udin.
Rombongan supir bajaj yang hendak kembali tersebut, memang beragam dari berbagai daerah di Jawa Tengah, bahkan serombongan supir bajaj dengan iring-iringan bajaj sekitar 10 hingga 40 unit bajaj, berasal dari Temanggung Jawa Tengah.
Meski kondisi jalan macet serta banyaknya kendaraan yang tidak sabar saat melaju, pengemudi bajaj biasanya tetap di lajur yang sama yakni di sebelah kiri dekat bahu jalan.
"Walaupun sedang dalam keadaan macet, rombongan bajaj tetap berada dalam lajur sebelah kiri bahu jalan, karena jika rombongan kami berada di tengah bahu jalan, akan mengganggu kendaraan lainnya, terlebih jika macet atau ada bajaj kami yang macet," terang Teten saat ditemui di masjid Kertasemaya Indramayu.
Arus lalu lintas sendiri hingga pukul 14.00 wib, mulai menurun frekuensinya, dimana sejumlah kendaraan roda dua dan empat bebas menjalankan kecepatan kendaraannya dengan leluasa maksimal 70 Km/Jam.
(ANT-214/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010