JIS sebagai salah satu lokasi (venue) berstandar FIFA yang ada di kawasan olah raga terpadu tersebut

Jakarta (ANTARA) - Publik Ibu Kota mengenal latar belakang sejarah Jakarta International Stadium (JIS) diawali pada 2008.

Kawasan seluas 26,6 hektare itu merupakan aset lahan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak 2008 dan memang direncanakan untuk tahap awal pembangunan stadion olah raga bertaraf internasional.

Kemudian, pada 2009 pembangunan dimulai dan dilanjutkan sampai 2011. Stadion sepak bola yang akan dibangun ini akan berkapasitas sekitar 40.000 penonton.

Selain itu, akan dibangun juga lapangan voli pasir dan sepak bola pasir untuk acara resmi, serta dua lapangan terbuka yang dibangun untuk masyarakat umum.

Awalnya, stadion berstandar internasional itu dirancang untuk memiliki jalur lari, sepeda dan wisata air.

Selain itu ada juga ruang terbuka hijau dan resapan air juga tersedia untuk mengurangi banjir.

Padahal, pada 2013, stadion di lokasi Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara atau kini menjadi area JIS disiapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengganti Stadion Lebak Bulus di Jakarta Selatan.

Saat itu, Stadion Lebak Bulus dialihfungsikan menjadi dipo MRT Fase 1 yaitu Lebak Bulus-Bundaran HI.

Kemudian, pada 2014, Gubernur DKI pada waktu itu, Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan pembangunan stadion di kawasan Papanggo atau di lokasi JIS saat ini.

Baca juga: Jakarta International Stadium gunakan rumput hibrida asal Boyolali

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mematangkan, mengurus sertifikat tanah, sebelum mencanangkan pembangunan stadion.

Terakhir pada 2017, Gubernur DKI saat itu Djarot Saeful Hidayat pada 9 September meletakkan batu pertama menandai dimulainya pembangunan Club House atau fasilitas olah raga air di lokasi itu.

Pada 2019, konstruksi pembangunan JIS pun dimulai.

Foto aerial pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) yang memasuki tahap pemasangan rangka atap di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (16/6/2021). Pemasangan rangka atap JIS yang memiliki berat 3.900 ton dengan bentang 269 meter tersebut menggunakan sistem 'heavy lifting' yaitu proses perakitan struktur utama dan struktur ruang dilakukan di lantai dasar untuk kemudian dilakukan pengangkatan secara bersamaan dengan sekali angkat. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.


Pembangunan JIS
PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dibantu oleh konsorsium KSO (kerja sama operasi), tak terasa sudah menyelesaikan proses pengangkatan rangka atap utama (lifting main truss) stadion itu seberat kurang lebih 3.900 ton beberapa pekan lalu.

Pekerjaan itu menjadi yang pertama kali di Indonesia karena dilakukan dalam sekali pengangkatan dengan beban angkut terberat dan bentang struktur atap terpanjang, kurang lebih 267 meter.

Sebelum itu, pembangunan lapangan latih yang menjadi tonggak sejarah (milestones) awal di JIS sudah lebih dulu diselesaikan Jakpro di akhir 2020 dan sudah diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Bangunan JIS juga sudah lulus pencapaian sebagai bangunan hijau (green building) dengan tingkatan platinum untuk fase pengenalan disain (design recognition).

Selanjutnya, stadion itu nantinya ditargetkan akan mempertahankan predikat platinum pada saat penilaian akhir (final assessment) bangunan yang akan dilakukan penilaian pada fase konstruksi.

Baca juga: Atap Jakarta International Stadium mampu serap energi surya

Manajer Proyek JIS Arry Wibowo memberi gambaran bahwa sampai dengan pekan ke-95 ini, realisasi proyek JIS sudah mencapai sekitar 61,34 persen dari target rencana proyek sekitar 73,33 persen pada pekan tersebut.

Artinya, masih ada deviasi sekitar minus 11,99 persen.

Arry mengatakan pekerja proyek JIS masih terus berupaya menyelesaikan beberapa pekerjaan, di antaranya pengelasan atap rangka akhir (end truss).

Pengelasan itu dilakukan paralel dengan pengerjaan area bawah, yaitu merupakan pengecoran struktur bangunan stadion utama.

Karena memang bangunan stadion utama JIS didominasi oleh pengerjaan struktur, menurut Arry, status pekerjaan itu masih terus berlangsung (on going) sampai bangunan utamanya selesai.

Di samping itu, bagian penghubung yang ada di sisi timur (ramp timur) dan juga di taman BMW atau penghubung sisi lereng (ramp) barat juga sambil diselesaikan.

Fungsi "ramp" itu untuk para pejalan kaki yang datang dari kedua sisi stadion sehingga merupakan akses masuk utama ke dalam area stadion JIS.

"Kami lakukan akselerasi pengecoran di bagian concourse (pertemuan), ini bagian penting dari stadion modern yang nantinya akan terhubung dari kedua sisi akses, dari ramp sisi timur dan ramp sisi barat. Ini juga berstandar FIFA untuk menyediakan concourse stadion," katanya.

Baca juga: Realisasi pembangunan JIS meningkat menjadi 60,28 persen

Ia juga menambahkan, percepatan untuk penyelesaian beberapa pekerjaan, khususnya saat dimulainya pekerjaan penyelesaian akhir di area-area di bawah tribun utama stadion.

"Itu sudah bisa kita lihat sudah mulai pekerjaan akhir ya, terutama arsitektur. Ada pekerjaan dinding, tangga, dan lantai itu sudah mulai kami kerjakan dan juga untuk pekerjaan mekanik, kelistikan dan pemipaan air (mechanical-electrical-plumbing/MEP)," tutur Arry.

Tangkapan layar bahan presentasi Manajer Proyek JIS Arry Wibowo dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa (29/6/2021). (ANTARA/ Abdu Faisal)


Kawasan terpadu

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT Jakpro mendapatkan penugasan dari Gubernur DKI Jakarta melalui Peraturan Gubernur Nomor 14 tahun 2019 tentang Pengembangan Kawasan Olah Raga Terpadu.

Arry mengatakan proyek Jakpro di JIS tidak hanya membangun stadion bertaraf internasional tapi juga mengembangkan kawasan olah raga terpadu.

Jadi, Jakpro akan mengembangkan stadion bertaraf internasional bersama fasilitas pendukungnya sebagai kawasan olah raga.

"Jadi, JIS sebagai salah satu lokasi (venue) berstandar FIFA yang ada di kawasan olah raga terpadu tersebut," kata Arry.

Selain itu, di dalam Peraturan Gubernur 14 Tahun 2019 diatur pula bahwa selain membangun stadion bertaraf internasional, beserta fasilitas pendukungnya, ditugaskan juga mengembangkan kawasan terintegrasi dengan sarana angkutan umum massal.

Kawasan JIS nantinya akan terhubung dengan angkutan umum berbasis rel seperti Commuter Line, MRT, dan LRT, dan juga yang berbasis darat lainnya seperti TransJakarta dan angkutan umum akan terintegrasi juga dalam kawasan olah raga terpadu ini.

Baca juga: Jakpro pastikan koordinat rangka atap utama JIS sebelum naik

Selain itu, Jakpro juga nantinya akan membangun fasilitas dengan fungsi campuran untuk mendukung keberadaan fasilitas olah raga bertaraf Internasional itu sendiri.

Seperti layaknya stadion-stadion di dunia lainnya, JIS juga akan dilengkapi fasilitas-fasilitas kenyaman dan keramahan (hospitality), kemudian fasilitas ritel dan fasilitas pendukung lainnya.

"Itu juga akan dibangun di kawasan JIS. Tugas Jakpro sesuai dengan Pergub itu adalah untuk mengembangkan area atau ruang terbuka hijau. Jadi, jadi sudah jelas dalam Pergub Nomor 14 Tahun 2019, ini ada empat penugasan pokok PT Jakpro dalam pengembangan kawasan olah raga terpadu," katanya.

Adapun total biaya investasi sudah ditetapkan jumlah dana sebesar Rp4,546 triliun dengan skema pendanaan Penyertaan Modal Daerah (PMD) tahun jamak (multiyears) dari 2019, 2020 dan 2021.

Tangkapan layar bahan presentasi Manajer Proyek JIS Arry Wibowo dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa (29/6/2021). ANTARA/Abdu Faisal


Arry mengatakan PMD yang diberikan Pemprov DKI Jakarta juga diberikan dalam bentuk non tunai berupa tanah senilai Rp5,9 triliun. Skema tersebut lazim disebut dengan inbreng.

"Pengembangan kawasan olah raga terpadu ini, untuk JIS, Jakpro juga mendapatkan PMD berupa uang senilai Rp4,5 triliun. Namun inbreng ini, penyertaan modalnya berupa aset atau lahan, yang kemarin dikonversi oleh tim dari Badan Pengelola Aset Daerah (BPAD) yang sudah ditunjuk Pemprov, hasil appraisal di Februari 2020 kurang lebih nilainya Rp5,9 triliun," kata Arry.

Akhirnya, hari-hari ke depan ini, masyarakat Jakarta, agaknya akan disuguhkan kejutan-kejutan membahagiakan dari perkembangan JIS di tengah suasana pandemi COVID-19.

Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021