Saiful, pria berusia 25 tahun asal Jombang, Jawa Timur itu masuk ke Instalasi Rawat Darurat (IRD), Senin dini hari tadi dan harus dirawat intensif karena lukanya cukup serius.
"Korban terluka akibat petasan dan tepat mengenai mata kirinya. Saat ini dokter masih melakukan perawatan khusus kepada korban untuk menghindari sesuatu yang lebih parah," ujar Kepala Kepala IRD RSU dr. Soetomo, dr. Urip Murtedjo SpB-KL.
Dia mengimbau masyarakat tidak bermain petasan, kembang api atau sejenisnya, karena selama dua pekan terakhir, sudah banyak korban yang dirawat di rumah sakit milik pemerintah provinsi Jawa Timur tersebut.
"Apapun jenis petasannya, ini sangat berbahaya. Kami harap para orang tua lebih memperhatikan anaknya dan tidak bermain petasan atau kembang api," papar dokter berkaca mata itu.
Sebelumnya, seorang bocah berusia sembilan tahun bernama Bagus, asal Jalan Kalibokor, Surabaya, dirawat RSU dr. Soetomo juga akibat ledakan petasan. Ia mengalami luka pada kedua tangannya dan harus mendapat jahitan di lukanya lebih dari lima jahitan.
Selain itu, rumah sakit juga menerima korban petasan yang lebih parah yaitu menimpa Matuni, warga asal Sumenep, Madura. Dia harus rela kedua tangannya diamputasi, bahkan, pada bagian wajah pria berusia 30 tahun ini mengalami luka bakar cukup memprihatinkan.
"Kondisi dan luka korban cukup parah. Tangannya terpaksa harus diamputasi karena tidak memungkinkan diselamatkan dan jika tidak dilakukan itu bisa mengancam jiwanya," ungkap Urip.
Matuni terkena ledakan petasan pada malam takbiran atau sehari menjelang Lebaran. Setelah sempat dirawat di rumah sakit setempat, korban dirujuk di Surabaya karena lukanya yang cukup parah.(*)
ANT/B013/AR09
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010