banyak efek perlu dipertimbangkan untuk putuskan pasien sembuh
Jakarta (ANTARA) - Istilah CT Value di angka 31 sampai 40 tidak cukup untuk membuktikan seorang pasien COVID-19 telah sembuh, kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Andi Khomeini.
"Dokter tidak hanya mengevaluasi sembuh dan sakitnya seseorang dari hasil laporan laboratorium saja. Kita juga perlu melihat bagaimana performa pasien, misalnya apakah dia sudah merasa lebih bugar atau belum. Itu juga salah satu kesembuhan dia," katanya dalam Webinar Dialog Produktif Semangat Selasa yang diselenggarakan KPCPEN secara virtual dan dipantau di Jakarta, Selasa.
Selain mengonfirmasi kondisi pasien untuk memastikan kebugaran tubuh, kata Andi, ada parameter lain penilaian, yakni apakah radang paru berdasarkan rontgen sudah teratasi.
Profil kondisi darah pasien juga dibutuhkan untuk menentukan seorang pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 sudah benar-benar pulih dan bisa kembali ke masyarakat.
"Jadi banyak efek yang perlu dipertimbangkan untuk putuskan pasien sembuh atau melanjutkan perawatan. CT Value PCR dengan laporan angka 31 hingga 40 itu bagus, berarti konsentrasi virus 000
Baca juga: Seluruh pasien varian Delta di RSLI dinyatakan sembuh
Baca juga: Ahli : Tidak perlu otopsi untuk buktikan infeksi COVID-19
Namun hasil CT Value juga mendeteksi 'sampah' dari virus yang telah terdegradasi di tubuh pasien, sehingga bukan menjadi satu-satunya pedoman bahwa pasien telah sembuh.
Belakangan ini, istilah CT Value marak diperbincangkan masyarakat, khususnya yang terinfeksi COVID-19 sebagai penentu seseorang bisa dianggap sembuh.
Beberapa kalangan juga menyarankan agar tes PCR dari orang bergejala COVID-19 juga dilengkapi dengan hasil CT Value.
Dokter yang kini bertugas di Rumah Sakit Wisma Atlet itu mengatakan CT Value merupakan jumlah siklus dalam PCR yang dilakukan untuk mencari materi genetik virus dari sampel lendir atau hasil swab.
"CT Value PCR itu kita menggandakan sekian kali sampai virus benar-benar terdeteksi. Kadang virus yang terdeteksi masih ada sampahnya ini masih bisa dikenali, sehingga kita tidak bisa jadikan CT Value pedoman pasien sudah sembuh," katanya.
Baca juga: Pasien COVID-19 di Gunung Kidul pecahkan rekor harian 276 kasus
Baca juga: Ahli: Vaksin merupakan ikhtiar untuk melindungi diri
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021