Jakarta (ANTARA) - Meski lahir dari keluarga yang sama, setiap anak punya karakteristik tersendiri dan orangtua perlu memahami temperamen anak dalam menerapkan pola asuh terbaik.
Berikut tiga karakteristik anak dan cara menghadapinya menurut dokter spesialis kedokteran jiwa RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, Anggia Hapsari, dalam webinar, Selasa:
Easy Child
Anak yang masuk dalam kategori ini pada umumnya punya suasana hati yang baik, mudah beradaptasi dengan rutinitas, suasana atau pengalaman baru. Dikaruniai buah hati yang terlihat penurut tidak boleh membuat orangtua lengah.
"Orangtua harus tetap terlibat, sesering mungkin dampingilah anak," kata dr Anggia.
Usahakan untuk tetap menunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan oleh anak. Jangan sampai orangtua jadi cuek karena menganggp si anak sudah bisa melakukannya sendiri. Kenalkan juga batasan atau rambu-rambu mana yang boleh atau tiadk boleh ketika anak bertemu dengan orang asing.
Slow to warm up child
Anak dalam kategori ini butuh waktu untuk beradaptasi. Prosesnya relatif lebih sulit dan butuh banyak dorongan. Anak mungkin akan sering menangis dan menarik diri. Anak tipe ini kerap disebut sebagai anak pemalu.
"Jangan paksa anak untuk cepat akrab dengan orang lain, nanti anaknya semakin menarik diri," saran dia.
Orangtua yang punya anak dengan karakteristik ini hendaknya tidak terlalu banyak memberikan larangan walau tujuannya melindungi. Sebab, semakin banyak larangan, anak akan semakin mudah cemas. Berikan juga sedikit waktu dan bersabarlah sampai anak bisa nyaman dalam beradaptasi. Orangtua juga harus menerima sikap anak dengan karakteristik tersebut, kemudian melatihnya agar lebih terbuka secara bertahap.
"Jangan memberi label, 'kamu begitu saja malu', nanti mereka jadi mencap dirinya sendiri bahwa dia memang pemalu dan penakut."
Difficult child
Karakter anak yang satu ini membuat orangtua butuh lebih banyak kesabaran dalam menghadapinya. Anak dalam tipe ini bukanlah anak nakal, melainkan sulit beradaptasi karena bingung terhadap perubahan. Suasana hatinya cenderung negatif, sehingga suasana hati harus dijaga. Anak tipe ini kerap dianggap sebagai anak yang sulit diatur. Tugas orangtua adalah memberi dukungan sebanyak mungkin dan memahami suasana hati si kecil. Pahamilah ada alasan ketika anak menunjukkan perilaku tertentu.
"Kalau anak tantrum, harus pahami kenapa dan sabar," katanya.
Selain itu, orangtua sebaiknya punya aturan dan diterapkan secara konsisten. Bekerjasamalah dengan orang-orang terdekat agar aturan itu bisa ditegakkan.
Hal lainnya adalah buatlah harapan yang jelas, jangan banyak menakut-nakuti dengan ancaman kosong.
Baca juga: Tips pola asuh anak ala Kimbab Family
Baca juga: Mengajarkan bahasa dengan metode "storytelling" lebih efektif
Baca juga: Yuni Shara temani anak nonton porno, begini kata pakar
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021