Boyolali (ANTARA News) - Arus balik jalur Solo-Boyolali-Salatiga, hingga H+1 Lebaran, baik bus, mobil pribadi, maupun sepeda motor, mulai padat merayap. Berdasarkan patauan di jalur Solo-Boyolali-Salatiga, Minggu, hingga sekitar pukul 19.00 WIB arus lalu lintas dari arah Solo menuju Semarang terjadi antrean panjang, terutama kendaraan yang keluar dari Kota Boyolali.
Pada H+1 Lebaran (Minggu), petugas lalu lintas Polres Boyolali menutup jalur dari arah Solo, kemudian mengarahkan kendaraan melalui jalur selatan sehingga terjadi antrean panjang meski tetap lancar merayap.
Kepadatan kendaraan arus balik tersebut terjadi sejak pukul 16.30 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Bahkan, karena jalur menyempitan dari Boyolali-Ampel-Salatiga, sempat terjadi kemacetan.
Perwira jaga Pospam Terminal Sunggingan, Ipda Sofyani, menjelaskan kondisi arus balik dari Boyolali-Salatiga hingga pukul 17.15 WIB padat merayap.
Menurut Ipda Sofyani, petugas terus menetraliasasi jalur agar tidak terjadi kemacetan sejak pukul 16.30 WIB hingga pukul 17.30 WIB.
"Arus lalu lintas jalur Boyolali-Salatiga jaraknya sekitar 30 kilometer. Meskipun padat, kendaraan tetap bergerak lancar ke arah Semarang," katanya.
Menurut dia, kepadatan arus balik tersebut karena kendaraan dari aras Klaten dan Solo sudah mulai masuk ke wilayah Boyolali sehingga lalu lintas semakin padat.
"Kami memperkirakan puncak arus balik terjadi pada H+3 hingga H+5 Lebaran," katanya.
Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Boyolali AKP Sugandi menjelaskan kendaraan arus balik sudah dapat terlihat di Boyolali pada H+1 Lebaran ini.
"Kami sudah mempersiapkan dengan cara memisah jalur sehingga kendaraan meski padat tetapi tetap berjalan lancar," kata Kasatlantas.
Kendati demikian, Kasalantas mengimbau para pemudik tetap berhati-hati karena sering turun hujan.
Di Boyolali, banyak jalan tanjakan dan penurunan tajam. Dan, jika turun hujan jalan menjadi lincin.
Sementara itu, kendaraan arus balik di Boyolali-Salatiga hingga pukul 17.42 WIB masih terjadi padat merayap, terutama mobil pribadi dan bus dan kondisi cuaca turun hujan.(*)
(U.B018/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010