Jember (ANTARA News) - Warga Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengadakan tradisi "tompokan" untuk merayakan Idul Fitri atau Lebaran dengan menyembelih seekor sapi yang dibeli patungan.

"Daging sapi bagi masyarakat kurang mampu seperti kami merupakan makanan istimewa, karena itu kami hanya mampu makan daging sapi sekali setahun," kata warga Suco, Mumbulsari, Jember, Sefi, Sabtu.

Karena ketidakmampuan itulah, katanya, masyarakat desa di Jember melaksanakan "tompokan", yakni menyembelih sapi dengan membelinya secara patungan,

"Saya membayar Rp200 ribu dan mendapatkan empat kilogram daging sapi," kata bapak dari tiga anak yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang kayu itu.

Ia mengaku, dirinya memang mengoordinasikan "tompokan" hingga terkumpul uang Rp5,2 juta dari 26 orang di desanya yang membayar Rp200 ribu per orang.

"Untuk biaya pemotongan, kami menjual kepala sapi kepada pemotongnya, sehingga kami tidak mengeluarkan biaya lagi setelah biaya Rp200 ribu per orang," paparnya.

Selain tradisi "tompokan", masyarakat desa di Jember juga masih melestarikan budaya "ater-ater" (saling kirim) dan "unjung-unjung."

"`Ater-ater` adalah budaya berlebaran ke rumah sanak saudara dengan mengantar makanan berlauk daging," tutur warga Desa Mayang, Agung.

Selain makanan, "ater-ater" juga menyertakan kue Lebaran.

"Kalau `unjung-unjung` (berkunjung) adalah bersilaturahmi ke tetangga secara beramai-ramai untuk saling meminta maaf," ujarnya menjelaskan.

Biasanya, kata warga desa yang juga petani itu, "unjung-unjung" dilakukan dari orang muda dengan bersilaturahmi kepada orang yang lebih tua, seperti tokoh masyarakat, guru, dan sebagainya.

Wartawan ANTARA di Jember melaporkan, sejumlah warga desa di Jember juga terlihat menyulut kembang api warna-warni pada malam hari untuk menyemarakkan Hari Raya Idul Fitri 1431 Hijriah.
(E011/C004)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010