Sambas, Kalbar (ANTARA News) - Puluhan Remaja Mesjid Al Huda, Desa Sempalai, Kecamatan Sebawi, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, melakukan tradisi "nangguk" atau mengumpulkan sumbangan dari rumah ke rumah sambil menggemakan takbir keliling.
Imam Mesjid Al Huda Sahri (71) di Sempalai, Kamis malam, mengatakan, tradisi nangguk sudah sejak dulu dilakukan untuk mengumpulkan sumbangan dari umat muslim setiap malam takbiran.
"Saya tidak mengatahui secara pasti sejak kapan tradisi ini dilakukan, yang jelas hal itu sudah dilakukan sejak zaman kerajaan Sambas terdahulu," kata Sahri.
Menurut Imam Mesjid Al Huda, hasil nangguk tersebut nantinya sebagian dimasukkan ke kas masjid dan sebagiannya lagi dibagi rata kepada pengurus dan anak-anak peserta takbir keliling sambil nangguk itu.
Pengurus Mesjid Al Huda, Maulizar mengatakan, takbir keliling sambil nangguk itu dilakukan setiap tahun dalam menyambut malam kemenangan.
"Kami tidak memaksa masyarakat harus menyumbang, yang penting iklas beberapapun, hasilnya nanti akan dimasukkan ke kas mesjid," katanya.
Hal senada juga dilakukan Pengurus Mesjid Nurul aqsha, Romi (37). "Kami menurunkan sebanyak 200 anak-anak untuk melakukan takbir keliling dengan membawa obor sambil nangguk," katanya.
Juniardi (13) salah seorang peserta takbir keliling menyatakan, kegembiraannya menjadi peserta takbir keliling sambil nangguk.
"Lebaran terasa meriah sekali kalau kami melakukan takbir keliling menghampiri rumah-rumah warga sambil menggemakan takbir," katanya.
Bagi Juniardi, takbir keliling sambil berjalan kaki dan membawa obor dari bambu yang dikasih minyak tanah dan sumbu serta menggemakan takbir sangat mengasyikkan.
"Yang penting asyik bang, kami tidak mengharapkan besaran uang yang diberikan oleh pengurus mesjid," ujarnya.
Dari pengamatan di lapangan ratusan umat muslim dari berbagai perwakilan remaja mesjid tampak semangat melakukan takbir keliling dari Desa Tebas hingga Kota Pemangkat, meskipun cuaca gerimis. Mereka menggunakan kendaraan roda empat dan dua sambil menggemakan takbir dengan pengeras suara.
(A057/A038)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010