Yogyakarta (ANTARA News) - Tradisi mudik menjadi bagian tidak terpisahkan dari budaya masyarakat Indonesia menjelang Lebaran, sehingga dipastikan jutaan orang akan meninggalkan kota-kota besar menuju ke sejumlah wilayah tujuan.
Keperluan atas sarana transportasi publik yang memadai dan infrastruktur transportasi yang nyaman pun meningkat sehingga sejumlah instansi terkait pun melakukan persiapan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat saat arus mudik.
Di Kota Yogyakarta, Dinas Perhubungan telah melakukan sejumlah persiapan untuk mengantisipasi peningkatan volume kendaraan yang melintasi wilayah tersebut pada masa Lebaran.
Kepala Bidang Angkutan Jalan dan Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Purnomo Rahardjo menyatakan, secara keseluruhan jalur-jalur jalan di Kota Yogyakarta dalam kondisi baik dan siap dilalui pemudik.
Dinas Perhubungan melakukan sejumlah upaya untuk memberikan kenyamanan kepada pemudik saat melintas di jalur-jalur jalan Kota Yogyakarta seperti melengkapi jalan dengan deliniator atau tanda penuntun jalan, yaitu di Jalan Urip Sumoharjo dan Jalan Magelang.
Kedua jalan tersebut adalah jalan utama yang dilalui pemudik untuk masuk ke Kota Yogyakarta atau sebagai jalan perlintasan menuju tujuan berikutnya.
"Deliniator ini fungsinya memberikan penanda kepada pengguna jalan agar tidak melewati batas jalan yang bisa membahayakan pengguna jalan itu sendiri atau orang lain. Deliniator ini akan sangat membantu pengemudi, khususnya saat malam hari," kata Purnomo.
Tanda penuntun tersebut berbentuk seperti tiang setinggi sekitar satu meter yang dicat dengan warna putih dan hitam supaya kontras, serta di bagian puncaknya dilengkapi dengan reflektor yang akan memantulkan sinar pada malam hari.
Dana pemasangan tanda penuntun tersebut, lanjut Purnomo, juga berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN). "Kami tinggal melaksanakan saja," katanya.
Selain memasang deliniator, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta juga melakukan sejumlah manajemen lalu lintas lain, seperti pengaturan parkir dan juga menambah waktu saat lampu hijau di sejumlah persimpangan yang rawan macet.
Ia memperkirakan, sejumlah ruas jalan yang diperkirakan akan dipadati oleh kendaraan adalah Jalan Malioboro, Jelan Mangkubumi, Jalan Kleringan, Jalan Urip Sumoharjo, dan Jalan Demangan.
"Penambahan waktu saat lampu hijau adalah sekitar lima detik, dengan harapan tidak akan banyak antrean kendaraan di persimpangan-persimpangan," lanjutnya.
Dinas Perhubungan juga berencana menambah fasilitas penanda jalan dengan memasang rambu-rambu petunjuk arah jalur alternatif seperti di simpang tiga Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dan juga di simpang empat Pingit.
"Kami akan mengarahkan pengemudi agar bisa melalui jalur alternatif sehingga tidak terjebak kemacetan di jalan-jalan utama Kota Yogyakarta yang biasanya akan sangat padat saat libur Lebaran," katanya.
Persiapan jalan tidak hanya dilakukan Dinas Perhubungan, namun juga oleh Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta yang intensif melakukan pembersihan jalan dan gorong-gorong di wilayah tersebut.
"Kami ingin agar jalan-jalan di Kota Yogyakarta terlihat bersih saat Lebaran nanti," kata Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta Eko Suryo Maharsono.
Jika ada pekerjaan jalan yag belum dapat diselesaikan menjelang Lebaran, lanjut Eko, maka seluruh pekerjaan jalan tersebut akan diselesaikan pada H-10 dan baru akan dilanjutkan kembali pada H+10.
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga akan menyiapkan enam posko kesehatan yang terletak di lokasi-lokasi strategis seperti di Stasiun Tugu, Stasiun Lempuyangan, Terminal Giwangan, Kebun Binatang Gembira Loka, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro dan Teteg Tugu.
Posko kesehatan tersebut akan memberikan pelayanan gawat darurat ringan kepada masyarakat mulai seminggu sebelum dan seminggu setelah Lebaran.
Moda transportasi
Selain melakukan persiapan infrastruktur jalan, persiapan lain yang tidak kalah penting untuk mengantisipasi lonjakan penumpang adalah moda transportasi, seperti bus dan kereta api.
Organisasi Angkutan Darat (Organda) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan mengerahkan setidaknya 1.030 armada bus untuk mengangkut penumpang pada angkutan Lebaran yang terdiri atas 370 bus antar kota antar provinsi (AKAP), 380 armada bus pariwisata, 80 armada bus antar kota dalam provinsi (AKDP), dan 200 armada angkutan perkotaan.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Organda DIY Johny Pramantya menyatakan, armada AKAP tersebut telah rutin melayani penumpang setiap hari, sedangkan armada lain sifatnya adalah mendukung armada AKAP untuk melayani penumpang saat angkutan Lebaran.
Namun demikian, ia memperkirakan jumlah penumpang bus pada angkutan Lebaran 2010 turun dibanding tahun sebelumnya karena masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor.
"Kecenderungannya semakin turun. Pada 2009, jumlah penumpang bus juga mengalami penurunan sebesar enam persen dibanding 2008," katanya.
Berdasarkan data Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Yogyakarta, jumlah rata-rata penumpang yang datang ke Terminal Giwangan adalah 29.825 orang per hari dan penumpang yang berangkat mencapai 29.568 orang per hari yang masing-masing dilayani 1.601 bus dan 1.560 bus per hari.
Sementara itu, Humas Perseroan Terbatas Kereta Api Daerah Operasional VI Yogyakarta Eko Budiyanto menyebutkan, akan menyiapkan dua kereta tambahan kelas bisnis pada Lebaran untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang, di antaranya Senja Utama Lebaran.
Pada angkutan Lebaran 2010, Eko memperkirakan akan ada kenaikan penumpang sebesar lima persen dibanding tahun lalu yaitu dari 200.373 orang menjadi 209.787 penumpang.
Di Yogyakarta, puncak arus balik dengan moda angkutan kereta api akan terjadi pada 13 dan 14 September dan tiket untuk 12-16 September sudah habis dipesan.
(E013/B0100
Pewarta: Oleh Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010