fluvir dan ostertomivir itu bukan obat untuk penderita COVID-19

Jakarta (ANTARA) - Toko obat di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur ramai pembeli seiring tingginya kasus COVID-19 di wilayah tersebut.

"Benar, ramai sejak seminggu kemarin dengan pembeli naik sekitar 5-10 persen," kata salah satu penjual obat di Pasar Kramat Jati, Putra saat dikonfirmasi, di Jakarta, Senin.

Kebanyakan dari pembeli mencari obat yang disebut-sebut sebagai obat penangkal virus corona seperti obat azitromycin, ostertromivir dan fluvir serta berbagai macam vitamin.

"Sebenarnya fluvir dan ostertomivir itu bukan obat untuk penderita COVID-19, tetapi semacam anti virus, karena COVID-19 jadi mereka pada beli itu," terangnya.

Para pembeli yang didominasi ibu rumah tangga ini pun gencar memenuhi toko obat di Pasar Kramat Jati demi membeli obat dan vitamin yang disebut-sebut sebagai penangkal virus COVID-19.

Baca juga: Erick Thohir: Stok obat antiviral penanganan COVID tersedia dan aman

Hingga kini harga obat yang sedang ramai dibicarakan tersebut pun naik karena menipisnya stok seperti fluvir dari semula harganya Rp185.000 saat ini menjadi Rp200.000 per satu lembar dengan isi 10 butir. Begitu pula dengan azritromycin dari Rp30.000 saat ini menjadi Rp60.000 per satu lembar 10 butir.

Hal serupa juga dirasakan oleh Evi, penjual obat di pasar Kramat Jati, banyak pembeli yang mencari obat dan vitamin berupa antibiotik, vitamin C 1000, zinc 1000 dan juga fluvir.

Bahkan tak jarang masyarakat mengonsumsi obat hanya karena sedang viral atau saran dari orang lain, tanpa resep dan pengawasan dokter.

"Sejauh ini sih sedikit yang menanyakan perihal obat herbal karena memang kebanyakan pembeli menanyakan obat-obat sedang ramai dibicarakan saja," kata Evi yang tengah sibuk melayani pelanggannya.

Baca juga: Luhut ingatkan produsen obat COVID jangan buat harga yang tinggi

Pewarta: Anisyah Rahmawati/ Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021