Lahat, Sumsel (ANTARA News) - Polres Lahat, Sumatera Selatan, mengingatkan para pemudik lebaran untuk mewaspadai sepuluh titik di jalan lintas tengah (jalinteng) yang rawan kecelakaan lalu lintas.
"Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya dan pantauan di lapangan, setidaknya ada dua titik rawan banjir, lima titik rawan tanah longsor, serta tiga titik rawan kecelakaan di jalur tersebut," kata Kasat Lantas Polres Lahat, AKP Catur Wibowo, Senin.
Dia mengatakan, jalinteng Sumatra yang menghubungkan Kabupaten Lahat dengan Kabupaten Empatlawang, dan Lahat, Sumsel-Bengkulu merupakan kawasan padat lalu lintas ketika arus mudik dan balik Lebaran.
Untuk itu, kata dia, para pemudik diminta berhati-hati mengendarai kendaraannya terutama di ruas jalan Kikim Barat dan Kikim Timur dan daerah perbatasan dengan kota Tebingtinggi Empatlawang yang rawan banjir dan longsor.
Lalu lima kawasan lainnya juga tercatat sebagai daerah rawan kecelakaan dan terdapat dua titik jalan amblas.
Dalam persiapan pengamanan arus mudik, Polres Lahat telah menyiapkan personel dan pos jaga di sejumlah titik rawan tersebut.
"Untuk memandu para pemudik petugas satlantas polres setempat akan membagikan brosur, memasang spanduk dan membuka layanan pesan singkat (SMS) tentang imbauan serta informasi akurat mengenai rute dan kondisi jalan yang bakal dilalui pemudik.
Kapolres Lahat Iwan Yusuf Cahirudin mengatakan, para pemudik hendaknya selain harus mempersiapkan kendaraan yang harus diperhatikan juga kelengkapan surat serta harus mematuhi rambu-rambu lalu lintas, sehingga pemudik bisa selamat sampai tujuan.
"Kita minta agar pemudik Lebaran tidak harus terlalu memacu kendaraanya dengan kecepatan tinggi terutama di daerah banyak tikungan tajam dan rawan longsor, karena akan sangat berbahaya. Kita juga menyiagakan ratusan personel pengaman jalur mudik," kata dia.
Ia menambahkan petugas yang berjaga-jaga di kawasan rawan tersebut nantinya gabungan Polsek Kikim dengan anggota Polres Lahat sekitar puluhan personel dari berbagai kesatuan.
(ANT-127/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010