"Olahraga ini hanya dilakukan saat bulan puasa saja," kata Ahmad salah, seorang penggemar permainan bola api di Lombok Barat, Minggu.
Menurut dia, permainan ini menggunakan batok kelapa atau batu apung ukuran besar di mana batok kelapa dan batu apung tersebut disiram dengan minyak tanah kemudian dibakar
Untuk bermain bola api ini, menurut dia, peserta atau pemain bola api hampir sama dengan pemain futsal, yakni lima hingga enam orang dengan membuat gawang ukuran kecil.
Atlet dalam bermain menendang bola api dengan kaki tanpa memakai alas atau sepatu, sehingga dalam setiap pertandingan berjalan meriah.
Ia mengatakan, permainan bola api dilakukan di lapangan dengan disaksikan banyak penonton, sebab olahraga bola api tersebut disamping membuat masyarakat menjadi sehat juga sebagai arena hiburan.
Prmainan bola api tersebut merupakan permainan tradisional yang dilaksanakan sejak turun temurun dan hingga kini masih digemari masyarakat.
Masyarakat yang ingin bermain bola api terlebih dahulu mempersiapkan diri dengan menggosok kaki dengan minyak yang telah diberi mantera atau jampi-jampi sehingga saat menendang bola api tidak terasa panas.
Sementara permainan bola api biasanya dilakukan pada malam hari yakni setelah selesai shalat Tarawih dengan pemain sebagian besar adalah kaum remaja.
"Selesai bermain bola para remaja membersihkan diri kemudian datang ke masjid untuk melakukan tadarusan Al-quran hingga menjelang makan sahur," katanya.
(ANT238/T009)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010