Takengon (ANTARA News) - Bunyi petasan saat ini dinilai mulai meresahkan warga Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, karena mengganggu kekusukan ibadah malam, khususnya shalat tarawih dan tadarus.

Sejumlah warga yang ditemui di Takengon, Kamis menyatakan, mereka mengeluhkan bunyi petasan pada malam hari, karena sangat mengganggu ibadah shalat tarawih dan tadarus.

Bunyi petasan itu tidak hanya di kota Takengon, tapi juga sudah sampai ke perkampungan, sehingga meresahkan warga.

"Sedang shalat saja masih ada anak-anak yang membunyikan petasan.

Kan mengganggu," kata Inen Fadil, penduduk Takengon.

Menurut Andry, warga Kampung Kebayakan, petasan kini dengan mudah dapat dibeli di kios-kios.

Untuk itu, ia berharap kepada pihak kepolisian untuk menertibkan, karena selain melanggar peraturan, juga mengganggu ibadah Ramadhan.

Seorang pedagang kios di Takengon mengatakan, petasan kini mudah dibeli dari agen-agen penjual makanan ringan yang tersebar di berbagai pusat perdagangan di daerah itu.

"Petasan banyak dijual di agen makanan ringan," kata Inen Dika, penjual kios.

Menurut salah seorang agen penjual makanan ringan di Pasar Baleatu Takengon, petasan-petasan tersebut dibeli dari Medan, Sumatera Utara.

Petasan bukan saja dijual melalui agen dan kios kecil, tapi juga di seputaran Pasar Inpres Takengon, yang ditawarkan para pedagang kaki lima.

Warga Takengon menilai petasan yang juga disebut mercon ini mulai meresahkan karena dibunyikan kapan saja oleh anak-anak, tanpa mengenal waktu shalat dan istirahat.

Copyright © ANTARA 2010