"Pesanan sejak awal Ramadhan hingga saat ini meningkat hingga 30 persen," kata pengrajin rebana, Chomsiatun (38) di Desa Keniten, Rabu.
Menurut dia, jumlah pesanan rebana pada kondisi normal (di luar bulan Ramadhan, red) berkisar antara tiga hingga empat set perhari.
Akan tetapi selama Ramadhan ini, kata dia, jumlah pesanan rebana mencapai lima hingga enam set perhari.
"Setiap set rebana terdiri empat buah genjring, satu beduk, dan satu tamborin. Lama pengerjaan satu set rebana berkisar antara tiga hingga lima hari," katanya.
Menurut dia, peningkatan pesanan tersebut kemungkinan disebabkan banyaknya kelompok pengajian yang membutuhkan alat musik ini.
Ia mengatakan, harga rebana yang dibuatnya bervariasi karena tergantung dari jenis kayu yang digunakan.
"Kalau menggunakan kayu sonokeling berkisar antara Rp900 ribu - Rp1,4 juta perset, sedangkan kayu mangga hanya Rp750 ribu perset," katanya.
Selain berupa pesanan, kata dia, rebana buatannya juga dipasarkan ke sejumlah daerah, antara lain Brebes dan Jakarta.
"Kami juga menerima perbaikan rebana. Biasanya rebana yang diperbaiki itu hanya dibersihkan dan dicat kembali," katanya.
(KR-SMT/R010)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010