Kami sudah sosialisasikan kepada para pelaku usaha pariwisata, bagaimana agar wisatawan nyaman di Garut
Garut (ANTARA) - Bagaimana rasanya ketika berwisata ke suatu tempat tetapi tidak mendapatkan pelayanan yang ramah baik dari para pelaku wisata maupun dari masyarakat sekitar wisata, atau biaya wisata yang sangat tinggi?
Apalagi bila kehadiran wisatawan dijadikan aji mumpung di tempat wisata sebagai "mesin pencetak" uang untuk meraup keuntungan dari hasil menjual jasa maupun berbagai jenis produk dengan harga tidak wajar, tentu hal itu akan membuat kapok wisatawan.
Ada juga aji mumpung dengan memanfaatkan persimpangan jalan untuk meraup uang dengan menjual jasa mengatur arus lalu lintas kendaraan, termasuk memanfaatkan lahan kosong untuk digunakan parkir kendaraan dengan tarif seenaknya, mengabaikan tarif yang sudah diatur pemerintah.
Belum lagi aji mumpung lainnya yang orientasinya pada prinsip ekonomi yaitu mengeluarkan modal seminimal mungkin dan mendapatkan keuntungan sebesar mungkin.
Persoalan aji mumpung di tempat wisata itu pernah terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat, dan sempat ramai beredar di media sosial seperti aksi pungutan liar terhadap kendaraan wisatawan di beberapa titik jalur wisata Darajat, Kecamatan Pasirwangi.
Selanjutnya persoalan jasa cuci kendaraan roda empat yang langsung dicuci dengan cara asal bersih tanpa izin pemiliknya, setelah itu dipungut biaya jasa cuci ketika pemilik kendaraan hendak meninggalkan kawasan wisata di Cipanas Garut.
Aji mumpung lainnya dilakukan sekelompok orang yang melakukan pungutan liar jasa parkir kendaraan di tempat wisata Pantai Santolo dengan tarif di luar ketentuan lembaga resmi, sehingga dikeluhkan wisatawan.
Belum lagi pungutan lainnya di jalur yang banyak dilewati kendaraan wisatawan dengan berbagai modus seperti menjual tiket masuk maupun produk seperti air mineral.
Aji mumpung lainnya yaitu semua serba tiket atau tarif, mulai dari pintu masuk, berbagai wahana lainnya di dalam objek wisata, ada juga yang sampai menetapkan tarif spot untuk swafoto, berikut menjual jasa memotret menggunakan kamera digital yang pembayarannya dihitung per file foto.
Masalah kecil tentang aji mumpung itu tentu tidak menjadi permasalahan bagi banyak wisatawan lainnya, namun permasalahan tersebut jika terus dibiarkan akan berdampak buruk terhadap citra pariwisata di Kabupaten Garut.
Memang mereka yang berwisata tentunya sudah mempersiapkan segala hal. Selain waktu, kesehatan, dan tentunya materi juga sudah diperhitungkan sebelum berkunjung ke tempat wisata, namun perlu disadari tidak semua wisatawan memiliki finansial yang cukup.
Perlu diingat, kehadiran wisatawan ingin mencari suasana yang nyaman, dan tenang untuk menghilangkan segala kepenatan dari aktivitas hiruk pikuk pekerjaan sehari-hari. Wisatawan mengharapkan dalam pengalaman wisatanya itu mendapatkan pelayanan yang bisa memuaskan dirinya.
Upaya mewujudkan kenyamanan bagi wisatawan membutuhkan peran serta masyarakat, terutama mereka yang memanfaatkan keuntungan dari keberadaan wisata yaitu baik pedagang, pelaku usaha hotel dan restoran, maupun pelaku jasa lainnya, selain upaya dari pengelola wisata dan pemerintah untuk menjaga dan menciptakan rasa nyaman.
Pemerintah Kabupaten Garut bersama unsur kepolisian telah menjalin kerja sama untuk melakukan tindakan tegas, mengedukasi, dan memberikan pemahaman kepada oknum masyarakat agar tidak lagi melakukan praktik yang melanggar hukum dan membuat tidak nyaman wisatawan.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut melakukan tindakan mencegah perilaku buruk yang merugikan wisatawan dengan mengajak para pelaku usaha pariwisata untuk bersama-sama menciptakan kondisi nyaman bagi wisatawan.
Kepala Disparbud Kabupaten Garut Budi Gan Gan menilai jika citra pariwisata di Garut dijaga dengan baik mulai dari pelayanan dan mengedepankan keramahan, maka akan mengundang banyak wisatawan datang maupun kembali berkunjung ke Garut.
"Kami sudah sosialisasikan kepada para pelaku usaha pariwisata, bagaimana agar wisatawan nyaman di Garut," katanya.
Baca juga: Berupaya membuat nyaman wisatawan saat berlibur panjang
Sadar wisata
Masyarakat sadar wisata merupakan hal penting yang harus disadari bahwa kehadiran pariwisata dan kedatangan pengunjung akan memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi masyarakat yang akhirnya bisa menjadi jalan menuju kesejahteraan.
Banyak manfaat dari masyarakat yang sudah sadar wisata, sebut saja Bali, yang meskipun sudah dikenal oleh wisatawan domestik maupun mancanegara, tetap saja masyarakatnya diminta berusaha menjaga dan terus menciptakan citra baik pariwisata Bali.
Begitu juga Yogyakarta yang dikenal dengan kota wisatanya baik wisata budaya, kuliner, maupun wisata alamnya. Tetap masyarakatnya diminta oleh pemerintah daerah untuk sadar wisata yaitu memiliki kesadaran memberi pelayanan yang prima dan ramah.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman dalam berbagai kesempatan terkait pengembangan pariwisata di Garut seringkali menyampaikan tentang persoalan sadar wisata yang di dalamnya mengenai keramahan, kenyamanan, ketenangan, dan rasa aman bagi wisatawan.
"Potensi bisnis kita adalah sektor pariwisata dan pertanian, dan tentu paling penting meningkatkan daya saing yaitu meningkatkan kualitas daya manusianya," kata Helmi.
Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, kata Helmi, sudah dan terus dilakukan pemda serta pemerintah pusat yang salah satunya oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pariwisata bagi perekonomian masyarakat.
Menurut dia sadar wisata itu tidak hanya menciptakan ramah dan nyaman kepada wisatawan, tapi ada hal yang harus diperhatikan masyarakat maupun pelaku usaha pariwisata yaitu menjaga kebersihan lingkungan agar terbebas dari sampah.
Selain itu, menjaga lingkungan alam wisata agar tetap lestari, seperti halnya menjaga lingkungan di objek wisata alam danau atau pegunungan agar tidak dirusak, jika terjadi kerusakan maka nilai wisatanya akan hilang.
"Wisata Garut ini wisata berbasis alam, ada sawah, gunung, sungai, danau, ketika berwisata ke danau tapi airnya tidak ada, bagaimana? Untuk itu, masyarakat juga harus sadar wisata menjaga lingkungan alam," katanya.
Helmi menyampaikan, pemerintah daerah terus membangun kesadaran masyarakat dengan menggelar berbagai pelatihan atau lokakarya tentang pengelolaan wisata agar ke depan masyarakat bisa mengambil peluang usaha dari sektor wisata.
Menurutnya tempat wisata yang sudah cukup berhasil menerapkan masyarakat sadar wisata yaitu Wisata Desa Cangkuang di Kecamatan Leles, kemudian daerah lainnya, bagaimana pengelola wisata dan masyarakatnya terlibat untuk memberikan pelayanan, kenyamanan, dan keramahtamahan masyarakat kepada wisatawan.
"Saya harap nanti setiap masuk Garut tidak ada lagi tiap pengkolan dipalak, mudah-mudahan tidak lagi, kalau seperti itu berarti belum sadar wisata," kata Helmi.
Baca juga: PPHI imbau masyarakat daerah sadar wisata
Dukungan kementerian
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah beberapa kali mendorong masyarakat untuk sadar wisata dalam menyambut dan melayani, terlebih bagi daerah yang selama ini memiliki potensi wisata atau banyak dikunjungi wisatawan.
Termasuk Kabupaten Garut bisa seperti daerah lain, maju dalam sektor pariwisatanya, apalagi Garut memiliki banyak destinasi wisata, dan daerahnya mudah dijangkau oleh wisatawan dari kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan kota lainnya.
Kementerian memberikan dukungan mendorong potensi wisata Garut itu dengan menggelar acara forum diskusi tentang Strategi Komunikasi Peningkatan Hubungan Kerja Sama dengan Mitra Kerja di Garut untuk membangun masyarakat agar memiliki kemampuan mempromosikan potensi daerahnya.
Kepala Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Agustini Rahayu saat kunjungannya ke Garut menyampaikan ajakan kepada seluruh komunitas maupun pegiat wisata di Garut untuk berusaha keras mengangkat sektor pariwisata Garut.
Ia mengajak masyarakat maupun komunitas di Garut untuk membangun komunikasi yang bisa mempromosikan dan mendongkrak potensi pariwisata maupun ekonomi kreatif lainnya sehingga memberikan manfaat bersama.
Menurut Agustini, masyarakat Garut hanya cukup mengemas pariwisata dengan baik karena semua potensi pariwisata di Garut sudah tersedia dan menarik untuk dikunjungi.
Berbagai upaya pemerintah untuk membangun citra positif pariwisata tentunya harus didukung oleh semua pihak, tidak hanya pelaku usaha wisata, melainkan masyarakat sekitar wisata.
Pemerintah tidak hanya mengedukasi masyarakat yang mengganggu kenyamanan wisatawan, melainkan memiliki kemampuan untuk mengarahkannya agar menjadi masyarakat yang produktif dan cerdas dalam mengambil peluang di sektor wisata.
Masyarakat yang berhasil mengambil peluang dari objek wisata tetap harus memperhatikan pelayanan yang prima termasuk keramahan, tidak menciptakan sesuatu yang kesannya berwisata mahal karena adanya praktik aji mumpung.
Baca juga: Kemenparekraf akan tegur oknum pelaku wisata "nuthuk" wisatawan
Baca juga: Pemerintah luncurkan Buku Pedoman Desa Wisata 2021
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2021