"Mengatur pola makan selama Ramadhan secara tidak langsung akan mewujudkan kebiasaan pada diri kita untuk terus menerapkan pola makan teratur untuk menjaga kesehatan tubuh kita," ujar Pelaksana tugas (PLt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran, Harun Trijoko, di Pesawaran, Lampung, Minggu.
Ia mengatakan, dengan berpuasa kita dapat melatih diri kita dalam mengkonsumsi makanan secara teratur sehingga lebih sehat.
"Saat berbuka lebih baik disajikan makanan beragam dan mengandung lima unsur gizi lengkap seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral," kata dia.
Menurut dia, yang perlu diingat jangan mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat mengganggu kerja lambung, misalnya makanan yang asam, bersoda, bersantan, atau pedas.
Selain menjaga keseimbangan gizi, tambah dia, sebaiknya saat buka puasa jangan langsung minum dingin karena di tenggorokan saluran pernapasan ada mekanisme pertahanan tersendiri.
"Saat berbuka sebaiknya minum yang tidak terlalu manis dan tidak terlalu dingin. Minuman hangat lebih dianjurkan bagi kita yang sudah berpuasa penuh mengingat kondisi lambung cukup lama kosong," papar dia.
Namun, sambungnya, bukan berarti minuman dingin dilarang, kemudian dilanjutkan dengan sepotong kudapan kecil tapi padat gizi seperti kroket, pastel, makaroni panggang atau arem-arem.
Setelah itu, imbuh dia, kita boleh minum segelas es buah atau buah-buahan, biasanya rasa lapar saat berpuasa dipicu oleh turunnya kadar gula dalam darah.
"Kurma dan pisang dapat menjadi pilihan untuk berbuka puasa, ke dua jenis makanan itu banyak mengandung mineral dan vitamin yang sangat diperlukan tubuh.
Sementara itu, lanjut dia, saat makan sahur sebisa mungkin diutamakan makanan sumber protein dan lemak selain karbohidrat, seperti daging, telur, ikan, dan kacang-kacangan.
"Lemak dan protein itu akan menjadi cadangan energi yang lebih tahan lama ketimbang karbohidrat tidak berserat," jelas dia.
Dengan mengatur pola makan, ungkap dia, selama kita menjalankan puasa di bulan Ramadhan dapat menjadikan tubuh kita tetap sehat dan semakin sehat.
"Saat sahur juga diupayakan untuk mengurangi minum teh karena menghambat penyerapan zat besi dan kalsium, juga dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil, sehingga zat-zat mineral yang sebenarnya diperlukan tubuh justru dikeluarkan bersama air seni.
(ANT-050/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010