Surabaya (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan tak bisa menjamin lonjakan pemudik yang merayakan Hari Raya Idul Fitri 1431 H dapat teratasi selama masyarakat tak mengubah perilakunya.

"Selama ini masyarakat ingin mudik bareng-bareng pada H-3 hingga H-2 Lebaran sehingga pengaturannya susah," kata Dirjen Perhubungan Darat Kemhub, Suroyo Alimoeso, di Surabaya, akhir pekan ini.

Menurut dia, jumlah armada yang tersedia saat ini sudah diperhitungkan sesuai dengan jumlah pemudik.

"Kalau berdasarkan teori pemerataan, armada yang tersedia ini cukup mengangkut para pemudik," katanya.

Ia menyebutkan bahwa jumlah penumpang angkutan jalan raya saat Lebaran nanti diperkirakan mencapai 5,4 juta orang.

Selain itu jumlah penumpang angkutan penyeberangan diperkirakan mencapai 3,6 juta orang, kereta api (3,1 juta), kapal laut (1,2 juta), dan pesawat udara (1,9 juta).

"Secara keseluruhan jumlah penumpang angkutan Lebaran tahun ini akan mengalami peningkatan sekitar 6,3 persen dibandingkan tahun lalu," katanya di sela-sela mendampingi Menteri Perhubungan dan empat menteri lainnya dalam inspeksi mendadak di Pasar Wonokromo itu.

Peningkatan tertinggi terjadi pada penumpang pesawat udara yang mencapai 15 persen.

Disusul angkutan penyeberangan (13,4%), kapal laut (12%), kereta api (1,6%), dan angkutan jalan raya (0,9%).

Sementara armada yang tersedia secara nasional pada saat musim mudik Lebaran mencapai 34.300 unit angkutan jalan raya.

Selain itu kereta api tersedia 214 rangkaian, pesawat udara (244 unit), kapal laut (719 unit), dan kapal penyeberangan (119 unit).

"Secara umum armada yang tersedia secara nasional cukup memadai. Hanya keberangkatan pemudik yang perlu diatur supaya semua terangkut. Bahkan, kalau perlu perusahaan swasta memajukan pembayaran THR untuk menghindari mudik secara bersamaan," kata Suroyo.

Kemenhub juga memberikan solusi alternatif kepada para pemudik di Jawa yang tidak terangkut kendaraan darat untuk menggunakan kapal laut.

"Kalau mau masyarakat bisa menggunakan kapal roro (roll on-roll off) untuk mudik ke Semarang dan Surabaya," katanya.
(M038/M027)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010