"Kami akan terus mensosiaisasikan, kampanye soal zakat melalui pendirian UPZ," kata Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Didin Hafidudin, di sela pendirian gerai UPZ Baznaz PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), di Menara Kadin, Jakarta, Rabu.
Menurut Didin, berdasarkan kajian Bank Pembangunan Asia potensi zakat di Indonesia mencapai Rp100 triliun, sementara zakat yang terkumpul oleh Baznas masih sangat kecil.
Ia menuturkan, pada 2007 dana zakat yang terkumpul di Baznas mencapai Rp450 miliar, 2008 meningkat menjadi Rp920 miliar, dan pada 2009 tumbuh menjadi RP1,2 triliun.
"Untuk tahun 2010, dengan berbagai program sosialisasi, Baznas bisa terkumpul mencapai Rp1,5 triliun," paparnya.
Baznas memiliki lima program, yaitu Indonesia Sehat, Indonesia Cerdas, Indonesia Peduli, Indonesia Makmur, Indonesia Taqwa.
Ia menuturkan, beberapa kegiatan penyaluran zakat seperti perbaikan infrastruktur air bersih di kawasan Gunung Kidul, Yogyakarta.
Program Indonesia Sehat, seperti mendirikan rumah sakit gratis untuk kaum dhuafa, di kawasan Mesjid Sunda Kelapa, Jakarta.
Program Indonesia Cerdas, memberikan beasiswa kepada sekitar 15.000 siswa dan mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk program Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS).
Sedangkan Indonesia Makmur, meliputi pemberdayaan masyarakat di sejumlah daerah antara lain, Aceh, dan Yogyakarta.
Menurut Didin, untuk mengoptimalkan pelaksanaan zakat, diharapkan tidak hanya melibatkan BUMN tetapi juga membutuhkan peran perusahaan swasta, termasuk perbankan syariah.
Didin menyatakan, dengan pengalaman Baznas dalam mengelola zakat tersebut, ADB akan menjadikan program-program tersebut sebagai contoh untuk penerapan pengelolaan zakat di sejumlah negara.
(R017/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010