Surabaya (ANTARA News) - Perusahaan asuransi AXA Financial Indonesia berupaya memanfaatkan momentum bulan Ramadan, untuk mengenjot pertumbuhan nasabah dari produk asuransi syariah.
Presiden Direktur AXA Financial Indonesia Ardin Lauhatta kepada wartawan di Surabaya, Senin, mengemukakan minat masyarakat terhadap produk asuransi syariah cukup besar, tidak hanya masyarakat muslim tetapi juga nonmuslim.
"Asuransi syariah termasuk produk baru dan belum banyak perusahaan yang memasarkan. AXA Indonesia juga baru setahun terakhir memasarkan produk syariah tersebut," katanya usai peresmian kantor AXA Center Surabaya.
Kendati baru setahun terakhir dipasarkan, produk asuransi syariah tersebut mendapat respon positif dari masyarakat.
"Enam bulan pertama sejak diluncurkan pertengahan tahun 2009, peminatnya cukup besar dan angkanya hampir 50 persen dari total pencapaian nasabah semua produk kami," ujarnya.
Ardin Lauhatta mengatakan hingga saat ini kontribusi nasabah asuransi syariah telah mencapai 30 persen dari total sekitar 50.000 nasabah yang dimiliki AXA Indonesia.
"Kami berharap momentum bulan Ramadan ini mampu memacu pertumbuhan nasabah syariah. Kami telah menyiapkan produk-produk asuransi syariah yang sesuai kebutuhan masyarakat," tambahnya.
Ia menambahkan pertumbuhan nasabah untuk semua produk rata-rata berkisar 3.500 nasabah per bulan. Sementara pendapatan premi hingga semester pertama 2010 mencapai lebih dari Rp300 miliar.
Presiden Komisaris AXA Financial Indonesia Randy Lianggara mengatakan sekitar 30 persen pendapatan premi merupakan kontribusi dari wilayah Indonesia timur, seperti Jatim, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
"Potensi pasar asuransi di wilayah Indonesia timur masih cukup besar. Karena itu, pembukaan kantor AXA Center di Surabaya, selain bertujuan melayani nasabah, juga melatih para agen di wilayah Indonesia timur," ujarnya.
Randy mengungkapkan penetrasi pasar asuransi di Indonesia hingga saat ini masih sangat rendah dibanding negara-negara di kawasan Asia.
"Secara keseluruhan penetrasinya baru sekitar 10 persen secara nasional, tapi untuk individu atau perorangan baru sekitar tiga persen. Memang kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asuransi masih sangat rendah," tambahnya.(*)
Pewarta: Bambang
Editor: Imansyah
Copyright © ANTARA 2010