kita bisa mengembangkan berbagai produk berbasis katakanlah keanekaragaman hayati kita dengan lebih baik dan lebih cepat dan efisienJakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mendorong pemanfaatan digitalisasi data keanekaragaman hayati Indonesia untuk membuat berbagai produk berbasis biodiversitas.
"Saat ini yang sudah mulai kita lakukan masuk ke era digital, karena itu menjadi salah satu tools. Bukan tujuan, tapi tools yang harus kita manfaatkan seoptimal mungkin," kata dia dalam diskusi virtual tentang mikrobioma dipantau dari Jakarta, Jumat.
Proses paling mudah dalam digitalisasi adalah citra luarnya dan saat ini masih terus dilakukan dalam semangat konservasi keanekaragaman hayati termasuk mikroba.
Laksana mengatakan hal itu dapat menjadi salah satu langkah dasar kelak orang-orang bisa melakukan taksonomi secara digital.
Baca juga: Taman Biodiversitas Hujan Tropis Kalsel miliki ragam jamur makroskopis
Selain itu dilakukan pula proses magnetic resonance imaging (MRI) untuk mendapatkan data citra penampang lintang dari setiap spesimen yang ada sehingga orang bisa melakukan rekonstruksi.
Dia menjelaskan dilakukan juga proses penyimpanan data genom, DNA, dan struktur protein serta senyawa kimia dari spesimen.
"Data-data digital inilah yang saat ini sudah mulai tersedia dan menunggu untuk diutilisasi lebih jauh, dimanfaatkan lebih jauh sehingga kita bisa mengembangkan berbagai produk berbasis katakanlah keanekaragaman hayati kita dengan lebih baik dan lebih cepat dan efisien," tegasnya.
Dengan pemanfaatan tersebut, ujar Laksana, bisa meningkatkan manfaat lebih optimal dari kekayaan alam Indonesia.
"Dengan demikian banyaknya yang kita miliki dan demikian kecilnya pemanfaatan yang sudah dilakukan. Ini merupakan tantangan bagi kita semua," demikian Laksana.
Baca juga: Taman Biodiversitas kembalikan anggrek alam spesies meratus
Baca juga: Ahli IPB: Ekosistem laut Indonesia beri kontribusi langsung ekonomi
Baca juga: BRIN-LIPI luncurkan SRIKANDI untuk integritas data uji klinis
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021